kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.179   1,00   0,01%
  • IDX 7.101   4,72   0,07%
  • KOMPAS100 1.061   -1,40   -0,13%
  • LQ45 834   -1,41   -0,17%
  • ISSI 214   -0,08   -0,04%
  • IDX30 426   -1,01   -0,24%
  • IDXHIDIV20 513   -0,61   -0,12%
  • IDX80 121   -0,28   -0,23%
  • IDXV30 125   -0,31   -0,24%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,22%

BII targetkan pertumbuhan kredit 22% tahun depan


Rabu, 18 Desember 2013 / 19:08 WIB
BII targetkan pertumbuhan kredit 22% tahun depan
ILUSTRASI. Sambut kemerdekaan Indonesia dengan santap Pizza Merah Putih edisi 1-31 Agustus 2022 dari Pizza Hut (dok/Pizza Hut Indonesia)


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 20% tahun  2014.

Direktur Keuangan sekaligus Pejabat Sementara Presiden Direktur BII Thila Nadason mengungkapkan, target itu berada di atas target pertumbuhan kredit yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 15%-17%.

Target pertumbuhan penyaluran kredit BII pada 2014 lebih kecil dibandingkan dengan target penyaluran kredit 2013 yang diperkirakan tumbuh 22%. Sampai dengan kuartal III-2013, menurut Thila, penyaluran kredit BII tumbuh sebesar 21%.

Thila bilang, BII enggan menyalurkan kredit yang terlalu tinggi di tahun depan, lantaran pertumbuhan ekonomi yang juga sedang melambat. Selain itu, menurutnya, penyaluran kredit yang tinggi kepada industri, dapat memicu peningkatan kredit bermasalah atau non-performing loan.

BII sendiri, kata Thila, akan mempertahankan NPL di level 2% di tahun depan. "Loan akan kami jaga agar tidak naik terlalu tinggi, karena tidak baik untuk industri dan risiko bagi debitur bisa jadi NPL," kata Thila di Jakarta, Rabu (18/12).

Untuk penyaluran kredit tahun depan, BII fokus pada kredit berorientasi domestik, terutama sektor manufaktur, telekomunikasi dan pariwisata. BII akan mengurangi penyaluran kredit di sektor mining seperti batubara, kelapa sawit, perkapalan dan juga properti.

BII, lanjut Thila, tidak membidik penyaluran kredit di sektor infrastruktur, lantaran memiliki risiko yang tinggi. "Dan juga biasanya proyek BUMN juga didanai oleh bank BUMN," ujarnya.

Thila menjelaskan, selain target penyaluran kredit sebesar 20%, target raihan dana pihak ketiga (DPK) tahun depan juga sebesar 20%. Besaran target DPK dan juga penyaluran kredit yang sama itu, kata Thila, adalah untuk menjaga besaran Loan to Deposit Ratio tetap di bawah level 90%, sebagaimana ketentuan bank sentral maksimal 92%.

"Ini untuk menjaga LDR di bawah 90%, karena LDR kami sejak 2012 adalah sebesar 85%-86%. Besaran LDR ini dapat membantu dari berbagai segi, karena jika ada masalah likuiditas, sudah terjaga karena ada spread dari ketentuan BI," ucapnya.

Catatan saja, kinerja pertumbuhan penyaluran kredit BII triwulan III-2013 tumbuh 21%. Sampai dengan September 2013 mencapai Rp 91,7 triliun dari Rp 75,9 triliun per September 2012. Untuk aset bank, tumbuh 23% menjadi Rp 129,8 triliun.

Kualitas aset juga membaik dengan tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross tercatat 1,74%, lebih rendah dibandingkan per September 2012 sebesar 2,08%. Rasio Kecukupan Modal dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar (bank saja) tercatat 13,86% dibandingkan 12,44% tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×