kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Genjot penyaluran KPR, SMF gandeng BPD DIY


Sabtu, 01 November 2014 / 14:07 WIB
Genjot penyaluran KPR, SMF gandeng BPD DIY
ILUSTRASI. Kelebihan berat badan bisa menjadi penyebab kolesterol tinggi.


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Hendra Gunawan

YOGYAKARTA. Guna menggenjot penyaluran pembiayaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR), PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) alias SMF menggandeng mitra baru, yaitu Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Kedua belah pihak sudah meneken kerjasama pada pekan ini.

Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto mengatakan, pihaknya membidik BPD, lantaran potensi pembiayaan di daerah masih besar. Seperti diketahui, perusahaan pembiayaan sekunder ini menyasar masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Saat ini, SMF mematok plafon pembiayaan KPR maksimal senilai Rp 500 juta, atau naik dibanding plafon tahun lalu, yaitu Rp 350 juta per debitur.

Namun, SMF tidak mematok porsi dana yang akan disalurkan melalui BPD DIY. "Nilainya akan menyesuaikan dengan kebutuhan bank tersebut dan perkembangan tingkat suku bunga di pasar. Diharapkan, BPD DIY bisa menarik dana pembiayaan dalam waktu dekat," tutur Raharjo, Jumat malam (31/10).

Dengan penambahan BPD DIY, hingga saat ini, SMF telah bekerjasama dengan 14 bank sebagai penyalur KPR. Tujuh di antaranya berupa BPD, yaitu Bank DKI, Bank Nagari, Bank NTB, Bank Kalsel, Bank Bali, Bank Kalbar, serta Bank DIY. Menurut Raharjo, penyaluran KPR tahun ini hingga September 2014 sudah mencapai Rp 1,8 triliun, atau sudah 60% dari target penyaluran KPR tahun ini.

Secara umum, Raharjo menilai, potensi pembiayaan KPR di Indonesia masih sangat besar. Hal ini mengacu masih tingginya kesenjangan antara permintaan dan suplai rumah. Total kebutuhan rumah sebanyak 1,55 juta unit per tahun, sedangkan suplai perumahan yang dibangun pihak secara swadaya dan pengembang hanya 400.000 unit per tahun.

"Dengan kebutuhan 1,55 juta unit, maka kebutuhan pembiayaan rumah mencapai Rp 209 triliun per tahun," ungkapnya.

Saat ini rasio KPR terhadap PDB Indonesia juga masih rendah, yaitu 3,36%. Angka tersebut masih kalah dibanding Malaysia yang mencapai 35,98% dan Singapura sebesar 50,62%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×