kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi Basel III, Mandiri suntik modal BSM Rp 1 T


Kamis, 30 Juni 2016 / 16:05 WIB
Hadapi Basel III, Mandiri suntik modal BSM Rp 1 T


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Anak usaha PT Bank Mandiri Tbk di bisnis syariah, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) akan mendapat kucuran modal dari sang induk sebesar Rp 1 triliun. Penambahan modal ini akan dilakukan secara bertahap pada Juni dan akhitr tahun 2016.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dalam bulan Juni 2016, pihaknya akan melakukan penyuntikan modal kepada anak usahanya di bidang perbankan syariah, yakni PT Bank Syarian Mandiri (BSM).

Modal yang akan di berikan, menurut Kartika, terus meningkat setiap tahunnya dan pada tahun ini penambahan modal sebesar Rp 1 triliun. Meski dirasa cukup berat emiten berkode saham BMRI itu akan menyalurkan modalnya secara bertahap.

“Penyaluran modal untuk BSM pada Juni ini Rp 500 miliar dan akhir tahun Rp 500 miliar,” ujarnya, Kamis (30/6).

Direktur Utama BSM Agus Sudiarto membenarkan bahwa induk usahanya tersebut akan melakukan injeksi modal kepada perusahaannya.

Agus bilang, modal tersebut akan dimanfaatkan BSM untuk memenuhi ketentuan Basel III. 

Basel III merupakan pengembangan dari Basel Accord yang berisi rekomendasi pengaturan dan pengawasan perbankan yang dikeluarkan oleh Basel Committee on Banking Supervision (BCBS).

“Kebetulan untuk penerapan basel III ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Salah satunya dengan menambah modal,” jelasnya, Kamis (30/6).

Agus melanjutkan, dari sisi rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang dimiliki oleh BSM masih di atas 13%. 

Namun, dari kebijakan Bank Indonesia untuk menghadapi Basel III ini, perbankan perlu memperkuat permodalan.

Dengan bertambahnya modal, BSM sudah memperhitungkan CAR yang akan bertambah menjadi 14%. 

Selain itu, modal inti akan menambah karena ini meruapakan salah satu komponen modal inti (Tier 1).

“Kalau bulan Juni ini masuk Rp 500 miliar kami sudah bisa hitung penambahan modalnya. Jadi, saat ini modal inti masih Rp 6 triliun. Kalau modal ditambah Rp 500 miliar pada Juni, maka modal BSM menjadi p 6,5 triliun. Dan kalau ditambah lagi, tentu modal kami bisa lebih besar,” pungkas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×