Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menegaskan dalam melihat profitabilitas suatu bank, NIM hanya merupakan salah satu komponen indikator profitabilitas.
Artinya, belum memperhitungkan pendapatan non-bunga, biaya operasional perusahaan, dan biaya pencadangan kredit.
“Kami melihat pergerakan NIM ke depan akan sejalan dengan permintaan kredit di pasar, pergerakan suku bunga, dan kondisi likuiditas,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan BCA akan terus mendorong penyaluran kredit ke berbagai segmen dan sektor, dalam rangka mendukung perekonomian nasional.
Baca Juga: Penurunan Suku Bunga Jadi Harapan Perbaikan Margin di BTN
Sebagai informasi, pertumbuhan kredit bank only BCA selama dua bulan di 2025 melambat ke level 14% YoY. Perlambatan ini sesuai dengan intensi manajemen yang menargetkan pertumbuhan kredit konsolidasi selama 2025 di kisaran 6% hingga 8% YoY.
Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengamini bahwa NIM perbankan masih berpotensi lebih rendah. Pasalnya, beban dana akan tinggi karena kondisi likuiditas yang ketat.
“NIM akan tertekan terus sepanjang likuiditas di pasar ketat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News