Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan telah menjadi angin segar bagi industri perbankan. Berakhirnya era suku bunga tinggi bisa membuat industri ini terlepas dari tekanan biaya dana yang membebani kinerja mereka dalam beberapa waktu terakhir.
Sebut saja, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang selama ini mengungkapkan bahwa likuiditas mahal telah menjadi tantangan. Meskipun, fungsi intermediasi tetap berjalan optimal untuk memenuhi permintaan KPR yang terus meningkat.
BTN pun agresif memupuk Dana Pihak Ketiga (DPK), meskipun terjadi perebutan likuiditas yang dipicu suku bunga tinggi. Hingga Agustus 2024, DPK emiten dengan kode saham BBTN ini melesat 16,49% YoY menjadi Rp 373,88 triliun.
Sementara itu, BTN mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang kuat mencapai 13,05% YoY menjadi Rp 355,27 triliun hingga Agustus 2024. UUS BTN Syariah berkontribusi Rp42,36 triliun, atau melonjak 20,67% yoy dari Rp 35,1 triliun pada kurun waktu yang sama.
Baca Juga: Biaya Dana Mahal Tekan Kinerja, BTN Kaji Penurunan Bunga Simpanan
Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dari kredit membuat rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) berada di level ideal.
Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra mengungkapkan bahwa kinerja BTN yang membaik hingga Agustus 2024 ini bakal kembali terdongkrak oleh adanya penurunan suku bunga.
Seperti diketahui, kinerja BTN juga mulai tampak pada net interest margin (NIM) yang meningkat dari 2,3% pada Juli 2024 menjadi 3,1% pada Agustus 2024 (mtm). Kenaikan ini, meski tipis, bermakna penting untuk BTN karena mengakhiri tekanan margin yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Asal tahu saja, rasio NIM sempat menyusut karena BTN tidak serta merta mengompensasi lonjakan biaya dana dengan mengerek bunga kredit secara berlebihan.
Oleh karenanya, hal ini mendorong Mandiri Sekuritas untuk tetap mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.800 per saham.
Sementara itu, analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis mengatakan, realisasi kinerja BTN pada Agustus menunjukkan perbaikan, dibandingkan Juli 2024. Bahkan, perseroan mampu mempertahankan peningkatan NIM.
Perseroan juga menunjukkan pencadangan maupun provisi tetap rendah. Hal ini mencerminkan kualitas asset tetap kuat dengan biaya kredit (cost of credit/CoC) sebesar 0,6%, dibandingkan hingga Agustus 2023 sekitar 1,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News