Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Beberapa bankir berharap tahun ini target pertumbuhan kredit sesuai rencana bisnis bank (RBB) bisa tercapai. Oleh karena itu, bankir mengincar pertumbuhan kredit salah satunya dari sektor konsumer.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dibandingkan kredit modal kerja dan investasi, sektor konsumer mempunyai risiko kredit paling rendah. Berdasarkan data OJK per Maret 2017 non performing loan (NPL) disektor ini sebesar 1,67% atau hanya naik 0,49bps secara tahunan atau year on year (yoy).
Ruang pertumbuhan kredit konsumer juga cukup tinggi. Per Maret 2017 secara industri, perbankan masih mencatat pertumbuhan kredit konsumer sebesar 9,28% secara yoy atau naik dari periode yang sama 2016 sebesar 9,13% yoy.
Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer BNI mengatakan, pada 2017 ini diproyeksi kredit sektor konsumer bisa tumbuh 15% sampai 20%. “Apalagi nanti sebelum dan setelah Lebaran diproyeksi akan ada permintaan kredit konsumer,” ujar Anggoro, Rabu (31/5).
Bianto Surodjo, Direktur Perbankan Retail Bank Permata mengatakan, pada 2017 ini sektor konsumer seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kartu kredit masih bisa tumbuh positif.
“Tahun ini kami berharap kredit bisa tumbuh lagi, untuk itu kami akan mulai di bisnis retail (konsumer),” ujar Bianto ketika paparan publik, Rabu (31/5).
Adapun Bank Danamon akan menggenjot sektor konsumer KPR dan pembiayaan mobil. “KPR Danamon pada kuartal I 2017 tumbuh cukup bagus 25% yoy. Selain itu secara industri, pembiayaan mobil masih mempunyai potensi tumbuh,” ujar Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, Rabu (31/5).
Sampai akhir 2017 bank berkode BDMN ini masih memproyeksi pertumbuhan kredit sesuai RBB bisa tercapai yaitu di angka 8% secara yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News