Reporter: Dessy Rosalina, Nina Dwiantika | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Tampaknya perbankan pesimistis mampu memenuhi target penyaluran kredit yang mereka buat pada awal tahun ini. Beberapa bank sedang mengkaji menurunkan target penyaluran kredit dalam revisi rencana bisnis yang akan diajukan pada Bank Indonesia (BI) bulan ini. Penyebabnya, rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi.
Salah satunya, Bank Mega. Bank milik taipan Chairul Tanjung ini berencana memangkas target penyaluran kredit usaha kecil menengah dari Rp 9 triliun menjadi Rp 7,5 triliun. Managing Director Bank Mega, Max Tumbuan, mengatakan pihaknya mengajukan revisi karena kenaikan harga BBM akan sangat berpengaruh pada penyaluran kredit dan daya serap masyarakat. "Kami mengubah target menjadi moderat," ujarnya, Selasa (4/6).
Citibank Indonesia juga memberikan sinyal revisi RBB. Chief Country Officer Citibank Indonesia, Tigor Siahaan, mengatakan mengantisipasi kenaikan harga BBM, Citibank akan mengevaluasi ulang penyaluran kredit. Tidak cuma itu, Citibank juga mengevaluasi target pemasukan, produk baru dan dana pihak ketiga (DPK). "Ada sedikit penyesuaian, tapi pertumbuhan kredit masih cukup baik karena kami melayani nasabah regional juga," jelasnya Tigor.
Tidak merevisi
Kenaikan harga BBM memang berdampak besar pada perbankan dan nasabah. Kenaikan harga ini akan berkorelasi positif pada inflasi. Peningkatan ini akan menyebabkan daya beli masyarakat akan melemah. Dampaknya, kemampuan debitur mencicil pinjaman berkurang dan masyarakat enggan mengajukan permohonan kredit karena bunga yang mereka bayar bertambah mahal.
Direktur Keuangan CIMB Niaga, Wan Razly, mengatakan kenaikan BBM akan mempengaruhi permintaan kredit sektor transportasi, komersial dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Pelemahan ini akan terlihat pada kuartal III-2013. "Dampaknya bisa kena pada target kredit korporasi," ujarnya.
Hingga saat ini, CIMB Niaga sedang melakukan penghitungan ulang target dan permintaan kredit yang sudah dibuat awal tahun. Dalam proses menghitung ulang tersebut, CIMB Niaga akan melakukan stress test pada nasabah dalam menghadapi dampak kebijakan BBM. Hal ini guna mengukur kemampuan nasabah bayar cicilan.
Namun tak seluruh bank berencana merevisi target penyaluran kredit. Bank Internasional Indonesia (BII) memilih mempertahankan target kredit awal tahun. Alasannya, sebelum menyusun target kredit, BII sudah memasukkan kenaikan harga BBM sebagai salah satu indikator yang melemahkan penyaluran kredit.
Tahun ini, BII menargetkan kredit tumbuh 22% dari tahun lalu, Rp 80,9 triliun. BII akan fokus pada sektor kredit usaha mikro, UKM, business banking dan ritel."Dampak kenaikan harga BBM hanya jangka pendek, masyarakat tetap membutuhkan kredit untuk kegiatan modal kerja atau investasi usahanya," ujar Direktur Keuangan BII, Thila Nadason.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News