Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga turut dirasakan oleh sejumlah perbankan syariah.
PT Bank BCA Syariah mencatatkan penyaluran pembiayaan UMKM sampai dengan bulan Mei 2025 sebesar Rp 1,5 triliun, mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di kisaran Rp 1,6 triliun.
Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, di tengah pelemahan daya beli dan tantangan ekonomi global, kualitas pembiayaan UMKM BCA Syariah tetap terjaga dengan baik dengan NPF di kisaran 1,3%.
"Sebagai bagian dari upaya mendukung perekonomian nasional, BCA Syariah berkomitmen untuk terus meningkatkan penyaluran pembiayaan kepada UMKM, yang selama ini dikenal sebagai tulang punggung perekonomian nasional," ungkap Pranata kepada kontan.co.id, Jumat (4/7).
Baca Juga: BCA Syariah Catat Penyaluran Pembiayaan KPR Capai Rp 1,3 triliun per Mei 2025
Lebih lanjut Pranata menyampaikan, bahwa pihaknya tetap optimis dunia usaha domestik akan membaik seiring dengan penguatan ekonomi yang yerjadi. Salah satu strategi perusahaan dalam mendorong pembiayaan UMKM adalah melalui penyaluran rantai pasok untuk mendukung ekosistem bisnis nasabah inti.
Selain itu BCA Syariah juga terus meningkatkan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial yang tumbuh 25,3% secara tahunan pada Mei 2025 mencapai Rp 3,2 triliun.
Hal yang sama diakui Direktur Utama Bank BJB Syariah, Arief Setyahadi. Menurutnya, sektor perbankan syariah yang selama ini dikenal aktif dalam mendukung pertumbuhan UMKM, mulai merasakan tekanan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Meski menghadapi tekanan jangka pendek, sektor perbankan syariah diyakini tetap memiliki peran strategis dalam memperkuat fondasi ekonomi umat dan mendorong pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan," ucap Arief.
Baca Juga: Pembiayaan Emas Bank BJB Syariah Melesat 138,95% pada Bulan Juni 2025
Kendati tak dibeberkan lebih jauh berapa penyaluran pembiayaan yang telah disalurkan bank BJB Syariah ke sektor UMKM namun Arief menilai, rasio Non-Performing Financing (NPF) untuk sektor UMKM mengalami penurunan sebesar 2% sejak akhir tahun 2024 hingga Juni 2025.
"Penurunan ini mencerminkan adanya perbaikan signifikan pada kualitas portofolio pembiayaan, khususnya dalam pengelolaan pembiayaan bermasalah," katanya.
Hingga saat ini BJB Syariah telah menyalurkan pembiayaan UMKM ke sektor pendidikan, sektor kesehatan, sektor perantara keuangan melalui linkage program, sektor perdagangan dan sektor pertanian.
Arief menuturkan, tren pembiayaan untuk sektor UMKM diprediksi terus menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan hingga akhir tahun 2025. Menurutnya, sejumlah faktor strategis turut menopang laju ekspansi sektor ini, mulai dari percepatan transformasi digital, dukungan kebijakan pemerintah, hingga meningkatnya kesadaran pelaku UMKM akan pentingnya daya saing di tengah persaingan pasar yang makin dinamis.
Dalam menggenjot penyaluran, perusahaan menerapkan strategi dengan melakukan koordinasi dan sinergi dengan bank induk yakni Bank BJB, melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah, melakukan kerjasama dengan berbagai kelompok, organisasi, mitra pengusaha UMKM yang ada di wilayah kerja BJB syariah.
Selain itu, melakukan pemasaran yang tepat (terukur, terarah, dan berkesinambungan) serta kebijakan internal yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit UMKM mengalami perlambatan yaitu dari 2,3% per April menjadi 1,9% per Mei.
Seperti diketahui, per Mei 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit UMKM tumbuh sekitar 1,9% YoY menjadi Rp 1.401,2 triliun. Namun, pertumbuhan tersebut lebih lambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 2,3% YoY.
Selanjutnya: Indonesia Offers to Cut Duties on US Goods, Buy $500 Million of Wheat in Tariff Talks
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok di Jabodetabek 5-6 Juli, Hujan Lebat di Daerah Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News