kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Sahamnya Mulai Rebound, Bank Banten (BEKS) Optimistis Punya Fundamental Kuat


Kamis, 18 April 2024 / 06:32 WIB
Harga Sahamnya Mulai Rebound, Bank Banten (BEKS) Optimistis Punya Fundamental Kuat
ILUSTRASI. Petugas teller menghitung uang pecahan rupiah di kantor cabang Bank Banten Jakarta, Rabu (6/10)../pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/06/10/2021.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) akhirnya rebound pada penutupan perdagangan Rabu (17/4).

Hal ini terjadi setelah saham bank daerah Banten ini mengalami tren penurunan selama sepuluh hari perdagangan bursa secara berturut-turut.

Harga BEKS ditutup senilai Rp 22 per saham atau menguat 10% dari sehari sebelumnya. Meskipun, investor asing masih tercatat melakukan penjualan saham tersebut mencapai Rp 416,13 juta pada perdagangan, Rabu (17/4).

Baca Juga: Saham Bank Banten (BEKS) Terus Terpuruk, Manajemen Siapkan Langkah Ini

Menanggapi harga sahamnya yang mulai naik, Direktur Bisnis Bank Banten Rodi Judo belum mau banyak berkomentar.

Ia hanya bilang pergerakan saham tersebut sedang dianalisa oleh tim sehingga belum bisa disimpulkan. “Khawatit sifatnya hanya sesaat saja,” ujar Rodi kepada Kontan.co.id, Rabu (17/4).

 

Meski demikian, Rodi optimistis pergerakan saham tersebut yang sempat mengalami tren penurunan itu tak berpengaruh pada fundamental bisnis dari Bank Banten.

Di mana, kinerja keuangannya sedang dalam tren positif karena tahun 2023 akhirnya bisa membalikkan rugi menjadi laba senilai Rp 26,59 miliar.

Menurutnya, capaian tersebut mampu menjadi pijakan awal untuk melompat lebih jauh dalam beberapa tahun ke depan. Di mana, tahun 2024 ini dipercaya menjadi tahun pertumbuhan bagi Bank Banten.

Baca Juga: Kinerja Bank Mini Masih Belum Seksi

Bukan tanpa alasan, Rodi menyebutkan ada beberapa aksi korporasi yang bisa menjadi katalis positif bagi saham BEKS itu sendiri.

Terlebih, Bank Banten kini telah resmi menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan kepemilikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mencapai 66,11%.

“Aksi korporasi ini menjadi sinyal atau momentum yang baik untuk peningkatan harga BEKS,” ujar Rodi.

Beberapa aksi korporasi di antaranya adalah rencana Pemprov Banten untuk melakukan inbreng berupa aset tanah dan bangunan untuk kantor pusat Bank Banten.

Lalu, rencana bergabungnya Bank Banten dengan Kelompok Usaha Bank (KUB) milik Bank Jatim.

“Bergabung pada KUB itu merupakan indikasi bagi penguatan permodalan dan tentunya pertumbuhan bisnis Bank Banten,” tambah Rodi.

Baca Juga: Beban Membengkak, Laba Sejumlah Bank Tertekan

Sebagai informasi, pada 2023, Bank Banten telah memiliki Net Interest Margin (NIM) yang mencapai 4,05%. Ditambah, kekuatan permodalan Bank Banten tergolong kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di level 44,72%.

Selain itu, Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional atau BOPO yang dimiliki Bank Banten masih di bawah 100% yaitu di level 95,15%.

“ROA dan ROE Bank Banten semuanya juga sudah positif,” tandasnya.

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) akhirnya mengalami rebound pada penutupan perdagangan (17/4). Hal ini terjadi setelah saham bank daera Banten ini mengalami tren penurunan selama sepuluh hari perdagangan bursa secara berturut-turut.

Harga BEKS ditutup senilai Rp 22 per saham atau menguat 10% dari sehari sebelumnya. Meskipun, investor asing masih tercatat melakukan penjualan saham tersebut mencapai Rp 416,13 juta pada perdagangan, Rabu (17/4).

Menanggapi harga sahamnya yang mulai naik, Direktur Bisnis Bank Banten Rodi Judo belum mau banyak berkomentar. Ia hanya bilang pergerakan saham tersebut sedang dianalisa oleh tim sehingga belum bisa disimpulkan.

“Khawatit sifatnya hanya sesaat saja,” ujar Rodi kepada KONTAN (17/4).

Meski demikian, Rodi optimistis pergerakan saham tersebut yang sempat mengalami tren penurunan itu tak berpengaruh pada fundamental bisnis dari Bank Banten. Di mana, kinerja keuangannya sedang dalam tren positif karena tahun 2023 akhirnya bisa membalikkan rugi menjadi laba senilai Rp 26,59 miliar.

Menurutnya, capaian tersebut mampu menjadi pijakan awal untuk melompat lebih jauh dalam beberapa tahun ke depan. Di mana, tahun 2024 ini dipercaya menjadi tahun pertumbuhan bagi Bank Banten.

Bukan tanpa alasan, Rodi menyebutkan ada beberapa aksi korporasi yang bisa menjadi katalis positif bagi saham BEKS itu sendiri. Terlebih, Bank Banten kini telah resmi menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan kepemilikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mencapai 66,11%.

“Aksi korporasi ini menjadi sinyal atau momentum yang baik untuk peningkatan harga BEKS,” ujar Rodi.

Beberapa aksi korporasi di antaranya adalah rencana Pemprov Banten untuk melakukan inbreng berupa aset tanah dan bangunan untuk kantor pusat Bank Banten. Lalu, rencana bergabungnya Bank Banten dengan Kelompok Usaha Bank (KUB) milik Bank Jatim.

“Bergabung pada KUB itu merupakan indikasi bagi penguatan permodalan dan tentunya pertumbuhan bisnis Bank Banten,” tambah Rodi.

Sebagai informasi, pada 2023, Bank Banten telah memiliki Net Interest Margin (NIM) yang mencapai 4,05%. Ditambah, kekuatan permodalan Bank Banten tergolong kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di level 44,72%.

Selain itu, Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional atau BOPO yang dimiliki Bank Banten masih di bawah 100% yaitu di level 95,15%.

“ROA dan ROE Bank Banten semuanya juga sudah positif,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×