Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek hasil investasi industri asuransi syariah sepanjang 2025 diperkirakan masih menghadapi tekanan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil investasi asuransi jiwa syariah per Februari 2025 tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 403,36 miliar. Angka tersebut berbanding terbalik dengan capaian positif pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 177,22 miliar.
Di sisi lain, sektor asuransi umum syariah masih mencatatkan pertumbuhan positif. Per Februari 2025, hasil investasinya mencapai Rp 63,19 miliar atau tumbuh 22,6% secara tahunan (year-on-year/YoY). Namun demikian, tren umum industri tetap menunjukkan perlambatan kinerja investasi secara agregat.
Baca Juga: Meneropong Potensi Kenaikan Inklusi Asuransi Syariah di Indonesia
Pengamat asuransi, Irvan Rahardjo menilai tahun ini akan menjadi periode yang menantang bagi banyak pelaku industri. Ia memproyeksikan sulit bagi perusahaan asuransi syariah untuk menyamai kinerja hasil investasi seperti tahun sebelumnya.
“Beberapa perusahaan akan mengalokasikan dananya untuk investasi awal pendirian perusahaan yang relatif hanya dapat ditempatkan di deposito syariah. Setelah melalui proses pendirian, baru perusahaan-perusahaan baru ini akan lebih leluasa melakukan penempatan investasi di instrumen yang lebih menghasilkan cuan,” ujar Irvan kepada Kontan, Jumat (30/5).
Dalam situasi pasar yang tidak stabil, Irvan menyarankan agar pelaku industri lebih selektif dalam memilih instrumen investasi. Ia menilai sukuk menjadi pilihan yang paling masuk akal saat ini.
“Opsi terbaik di tengah ketidakpastian dan kondisi yang sedang tidak baik-baik saja adalah penempatan di sukuk, yang masih memberikan imbal hasil di atas deposito syariah,” tutup Irvan.
Selanjutnya: Jasindo Syariah Andalkan Sukuk untuk Jaga Likuiditas dan Stabilitas Investasi
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 31 Mei-1 Juni, Siaga Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News