kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Meneropong Potensi Kenaikan Inklusi Asuransi Syariah di Indonesia


Jumat, 23 Mei 2025 / 06:00 WIB
Meneropong Potensi Kenaikan Inklusi Asuransi Syariah di Indonesia
ILUSTRASI. Peluncuran produk PRULink NextGen dan PRULink NextGen Syariah oleh Prudential Indonesia di Jakarta (26/5/2023).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia, bersama negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei, memiliki populasi Muslim yang besar, menjadikannya pasar strategis untuk pengembangan inklusi keuangan berbasis syariah, termasuk asuransi. Dengan 83% penduduknya beragama Islam, Indonesia menjadi motor utama pertumbuhan keuangan syariah di kawasan ASEAN.

Namun, masih terdapat kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan syariah. Data OJK menunjukkan bahwa pada 2023, literasi keuangan syariah mencapai 43,42%, sementara inklusinya baru 13,41%. Untuk asuransi secara umum, literasi berada di angka 45,45%, dan inklusi 28,50%. 

Sementara itu, tingkat penetrasi asuransi Indonesia juga masih rendah, hanya 2,8% per September 2024, jauh di bawah Malaysia yang mencapai 4,8%, Jepang 7,1% dan Singapura sebesar 11,4%.

Melihat tantangan ini, Prudential Syariah berkomitmen memperluas akses asuransi jiwa berbasis syariah. Dalam ASEAN Fintech Forum 2025 di Jakarta, Chief Strategy Officer Mayang Ekaputri menegaskan kontribusi perusahaan dalam mendorong inklusi keuangan dan penetrasi asuransi syariah. 

Baca Juga: Sinar Mas Multiartha (SMMA) Lakukan Penyertaan Modal ke Sinar Mas Asuransi Syariah

“Kami ingin menjadi mitra yang amanah dalam menyediakan proteksi syariah, khususnya bagi kelompok rentan seperti perempuan dan pelaku UMKM,” ujar Mayang dalam keterangannya, Kamis (22/5).

Dia bilang, salah satu strategi Prudential Syariah dalam memperluas jangkauannya adalah dengan menghadirkan berbagai produk dan layanan yang terjangkau, mudah diakses, dengan manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. 

Contohnya PRUSehat Syariah, asuransi kesehatan mulai Rp237.000 per bulan, ditujukan bagi anak muda dan keluarga. Lalu, ada PRUCritical Amanah, perlindungan penyakit kritis dari tahap awal hingga akhir, serta risiko meninggal dunia.

Produk-produk ini dirancang dengan pendekatan customer-centric dan tetap mengedepankan prinsip syariah, sekaligus menjawab kebutuhan sosial-ekonomi masyarakat.

Prudential Syariah menegaskan pentingnya kepercayaan publik melalui tata kelola yang transparan dan akuntabel. Sepanjang 2024, klaim sebesar Rp2,3 triliun telah dibayarkan kepada peserta, mencerminkan komitmen perusahaan dalam mengelola amanah secara adil.

Baca Juga: Prudential Syariah Catat Perolehan Laba Rp 264,3 Miliar Sepanjang 2024

Selain itu, Prudential Syariah juga aktif meningkatkan literasi keuangan syariah. Hingga awal 2024, lebih dari 300.000 orang telah mengikuti program edukasi keuangan perusahaan, dan lebih dari 3 juta masyarakat terjangkau melalui konten digital.

Prudential Syariah juga fokus pada pemberdayaan perempuan. Lebih dari 50% karyawan dan 50.000 mitra pemasar perusahaan adalah perempuan. Salah satu inisiatif nyata adalah pemberian santunan PRUTect Care kepada 100 pengemudi ojek online perempuan di Jabodetabek. “Perempuan yang merasa aman secara finansial akan lebih mampu berdaya dan membangun masyarakat yang kuat,” tegas Mayang.

Untuk pelaku UMKM, PRUSehat Syariah menjadi solusi proteksi kesehatan agar mereka tetap produktif tanpa mengorbankan kestabilan keuangan.

“Melalui edukasi, inovasi produk, dan komitmen terhadap tata kelola syariah, Prudential Syariah bukan hanya memperluas pasar, tetapi juga menjadi katalisator pembangunan sosial. Perusahaan terus memperkuat peran Indonesia sebagai pemimpin ekonomi syariah di ASEAN.“ pungkas Mayang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×