Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Tantangan bagi perusahaan asuransi umum dan reasuransi dalam berinvestasi cukup berat di tahun ini. Penghasilan investasi pun sulit diharapkan.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Yasril Y Raysid menyebut, tren penurunan bunga deposito harus diwaspadai. Tren ini kemungkinan akan berlanjut di 2017. "Prediksi saya hasil investasi tahun ini akan lebih rendah dibanding tahun lalu," kata dia.
Kondisi ini diakui menjadi dilema bagi perusahaan asuransi umum dan reasuransi. Pasalnya, karakteristik bisnis sektor ini memiliki liabilitas pendek. Makanya penempatan dana investasi kebanyakan di instrumen tenor pendek seperti deposito.
Sejatinya tren penurunan hasil investasi sudah terjadi di 2016. Sampai November 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hasil investasi perusahaan asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp 4,01 triliun, menurun 2,5% secara year-on-year (yoy).
Penempatan dana di deposito oleh perusahaan asuransi umum dan reasuransi pada tahun lalu pun telah dikikis. Yakni dari porsi 47,9% di November 2015, menjadi 38,4% pada November 2016. Pada tahun ini, asuransi umum akan menurunkan lagi porsi penempatan dana di deposito.
Sebagai gantinya, asuransi umum dan reasuransi akan memilih instrumen investasi obligasi. Terlebih, ada kewajiban memenuhi porsi minimal investasi di obligasi pemerintah. Catatan saja, batas minimal investasi di surat utang negara (SBN) tahun ini naik menjadi 20% dari total investasi. Tahun lalu, porsi minimal investasi SUN sebesar 10%.
PT Asuransi Jasa Tania (Jastan) juga membuka opsi untuk menurunkan penempatan di deposito bila tren bunga makin tak menarik. Di 2016, perusahaan ini sudah menekan investasi di deposito dari 75% menjadi 60%.
Direktur Jastan Teddy Sastra mengatakan, instrumen surat utang menjadi opsi utama bila mengubah komposisi investasi. Sampai 2016, porsi investasi di SUN sudah lebih dari 16%. Sementara obligasi korporasi 18%. Dia berharap, hasil investasi akan meningkat di tahun ini.
Chief Financial Offier PT Asuransi Adira Dinamika Meliani Setiawan bilang, pihaknya akan lebih memperhatikan aspek keamanan dalam penempatan dana investasi. Dus, porsi investasi deposito akan dijaga sebanyak 60%.
Sedangkan PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) lebih berharap pada kinerja pasar modal untuk mendorong kinerja investasi. Direktur Marein Yanto Wibisono menyebut porsi investasi di saham dan reksadana tercatat sebesar 25% dari total investasi. Marein juga akan mengerek investasi di obligasi. Ini untuk memenuhi ketentuan investasi minimal investasi di SUN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News