kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bisnis asuransi syariah akan makin meriah


Sabtu, 21 Januari 2017 / 09:30 WIB
Bisnis asuransi syariah akan makin meriah


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Aksi korporasi menyapih unit usaha syariah dan pendirian bisnis syariah bakal terus berlanjut pada tahun 2017. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan menyatakan, ada empat proposal  yang sedang diproses berkaitan dengan bisnis syariah.

Direktur Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah OJK Mochammad Muchlasin mengatakan, dari empat proposal tersebut, tiga di antaranya rencana spin off. Tiga aksi itu dari PT Asuransi Reliance Indonesia, PT Asuransi Simas Net dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Sementara satu proposal lagi dari PT Capital Life Indonesia, yang berencana mendirikan satu perusahaan asuransi jiwa syariah secara langsung, tanpa mendirikan unit usaha syariah terlebih dahulu. "Masih kami proses, mudah-mudahan bisa selesai tahun ini," kata Muchlasin.

Bila terwujud di tahun ini, maka empat perusahaan asuransi ini akan menyusul dua perusahaan lain yang sudah berdiri sendiri. Mereka adalah PT Asuransi Jasindo Syariah dan PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera.

Strategi holding Capital Life, PT Capital Financial Indonesia mendirikan perusahaan syariah secara langsung karena dinilai lebih efisien. "Jika membentuk unit syariah dulu, nantinya juga harus spin off lagi," kata Hengky Setiono, Direktur Utama PT Capital Financial Indonesia.

Potensi pasar

Sementara potensi bisnis di segmen asuransi syariah diyakini masih prospektif. Selain itu, kehadiran usaha asuransi jiwa syariah ini melengkapi bisnis Capital Life.

Muchlasin optimistis, pertumbuhan sektor asuransi syariah makin menanjak. Dalam catatan OJK, sampai November 2016, industri asuransi syariah membukukan aset Rp 32,5 triliun, lebih tinggi 27,9% dibandingkan pada periode yang sama di 2015. Kontribusi asuransi jiwa syariah masih mendominasi, yakni Rp 26,5 triliun atau setara dengan 81,5% dari total aset perasuransian syariah.

Sementara aset dari industri asuransi umum syariah dan reasuransi syariah masing-masing Rp 4,6 triliun dan Rp 1,35 triliun. Bila dibandingkan dengan total aset industri perasuransian secara nasional, pangsa pasar asuransi syariah memang masih terbilang mini. Sampai November 2016, pangsa pasar asuransi syariah baru mencapai 3,44%.

Pertumbuhan aset perasuransian syariah terdorong dari pertumbuhan premi yang didapat pelaku usaha. Data per November 2016 mencatat, premi asuransi syariah Rp 10,9 triliun, naik 15,9% secara year on year (yoy).

Dana investasi yang dikelola pun ikut terkerek 28,8% dari Rp 21,8 triliun di November 2015 menjadi Rp 28,1 triliun di November 2016. Tapi beban klaim industri asuransi syariah ikut tumbuh 33,3% secara yoy menjadi Rp 4 triliun.

Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Taufik Marjuniadi menilai, tahun ini masih menawarkan potensi bisnis besar bagi industri asuransi syariah. Karena itu, ia yakin pertumbuhan aset dan premi di tahun ini masing-masing bisa tumbuh 30% dan 20%. Namun ada pekerjaan rumah yang harus dibenahi. "Seperti diversifikasi produk agar lebih beragam," papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×