Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Besarnya alokasi investasi ke pasar modal menyebabkan industri dana pensiun (dapen) khawatir tak mencapai target untung investasi tahun ini. Kini mereka meminta regulator memperbesar porsi investasi penyertaan langsung, untuk mengimbangi porsi investasi ke pasar modal yang sedang merosot.
Saat ini, investasi ke penyertaan langsung terbatas hanya 10% dari total dana investasi perusahaan. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), komposisi investasi dapen mayoritas mengalir ke instrumen pasar modal.
Dana investasi yang mengalir ke tabungan dan deposito sebesar 23,3%. Sisanya ke obligasi korporasi dan sukuk sebesar 25,3%, Surat Berharga Negara sebesar 19,8%, saham 17,2%, reksadana 7,6%, dan investasi lainnya 9,9%.
Gatut Subadio, Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), berharap batasan investasi alternatif, salah satunya ke penyertaan langsung, bisa dinaikkan. Begitu juga batasan investasi ke properti yang dipatok maksimal 15%. "Ini sudah diusulkan pada OJK, agar kami lebih percaya diri berinvestasi," kata dia.
Agustono, Direktur Utama Dana Pensiun ASDP, mengaku dengan kondisi penurunan pasar modal, perusahaan tak akan mencapai target hasil investasi 11% tahun ini. Dia bilang, perusahaan dapen umumnya mengejar target 11% untuk memenuhi kebutuhan dan manfaat peserta.
Perusahaan dengan dana kelolaan hingga Rp 200 miliar ini, menyiasati penurunan pasar modal dengan menempatkan duit 30% ke deposito. Sebesar 9% ditempatkan ke anak usaha yang bergerak di bidang pelayaran.
Selebihnya ditempatkan ke obligasi dan dipegang hingga jatuh tempo. Penempatan investasi ke reksadana atau saham meski kecil, dilakukan dengan cara bertahap.
Dia setuju penyertaan ke anak usaha perlu ditingkatkan di tengah kondisi pasar modal seperti saat ini. Namun di sisi lain, pembenahan anak usaha perlu dioptimalkan agar memberi untung.
Lain tempat, lain strateginya. Haznam Harun, Ketua Dana Pensiun Bank Riau dan Kepulauan Riau, mengatakan hingga saat ini masih menjauhi instrumen pasar modal dengan alasan geografis yang jauh dari pusat keuangan. Dana yang dikelola perusahaan Rp 257 miliar.
Dana pensiun beranggotakan 1.209 peserta ini memutar dana investasi setengahnya ke deposito, lalu obligasi 35%, dan Surat Utang Negara (SUN) sebesar 10%. "Sisanya kami alokasikan ke tanah dan aset produktif," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News