kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dapen tetap incar obligasi korporasi


Kamis, 21 November 2013 / 10:20 WIB
Dapen tetap incar obligasi korporasi
ILUSTRASI. Ilustrasi puasa Arafah 2022 jatuh pada tanggal berapa.


Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Obligasi korporasi masih jadi pilihan utama industri dana pensiun berinvestasi tahun depan. Tak hanya memberi imbal hasil lebih tinggi dibanding deposito, profil obligasi yang relatif aman menjadi pilihan yang cukup menenangkan.

Gatut Subadio, Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) memperkirakan, porsi penempatan di obligasi korporasi mendominasi hingga 25% dari dana pensiun. Pilihan ini diikuti porsi simpanan deposito sebesar 23% dan Surat Utang Negara (SUN) sebesar 21%. Saham diperkirakan sebesar 20%.

Porsi penempatan dana investasi ini mirip dengan pilihan alokasi tahun ini. “Setelah presiden baru terpilih bulan April, ekspansi perusahaan bakal mulai naik di bulan Juli," ramal Gatut. Ini mendorong maraknya obligasi korporasi di tahun depan.

Faisal Basri, pengamat ekonomi menilai, prospek saham tahun depan juga bisa naik. “Biasanya tiga bulan sebelum pemilihan presiden, waktunya terbaik untuk saham. Harga saham melambung tinggi alias naik,” ungkapnya.

Dia sepakat, prospek SUN juga diperkirakan bagus tahun depan. Namun, tidak cukup untuk mendorong imbal hasil lebih tinggi. Kendalanya adalah, perusahaan yang terdaftar di bursa terbatas lantaran tak banyak perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Namun, Gatut memperkirakan, pertumbuhan investasi dana pensiun di saham tetap mini. "Investasi ke saham kemungkinan hanya naik 1%," kata dia.
Industri dana pensiun tadinya menargetkan dana kelolaan Rp 166 triliun tahun ini. Namun, target ini sudah terlampaui. Hingga September, ADPI mencatat total dana kelolaan industri dana pensiun mencapai Rp 169 triliun. “Kini sudah ada sekitar 3,5 juta peserta dapen,” kata Gatut.

Industri dana pensiun tahun depan masih merasakan iklim persaingan yang sama dengan tahun ini. Namun, per 1 Januari 2015 mendatang, industri ini harus berhadapan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dana pensiun.

Gatut mengaku tak khawatir dengan kedatangan BPJS. Dia yakin, bisnis dana pensiun dan BPJS bisa berjalan selaras. “Tujuan dapen meningkatkan manfaat peserta untuk kesejahteraan peserta. Jadi pada intinya tidak mematikan satu sama lain,” tutur Gatut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×