Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Head of Business Development Division PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengomentari fenomena keluarnya sejumlah perusahaan manajer investasi (MI) asing dari pasar Indonesia.
Menurut Reza, salah satu alasan utama keluarnya perusahaan asing adalah regulasi yang semakin ketat di sektor keuangan, termasuk manajemen aset.
"Beberapa kebijakan yang dianggap membatasi fleksibilitas perusahaan asing mungkin menjadi salah satu alasan mereka keluar dari pasar," ungkap Reza pada Selasa (22/10).
Baca Juga: CEO Pinnacle Investment Tanggapi Manajer Investasi Asing yang Keluar Pasar Indonesia
Selain faktor regulasi, Reza juga menyebutkan bahwa persaingan lokal yang semakin ketat menjadi faktor lain.
Perusahaan lokal dinilai mampu menawarkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar domestik, sehingga mempengaruhi keputusan perusahaan asing untuk keluar.
Tidak hanya itu, kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian juga berperan dalam keputusan perusahaan asing untuk mengurangi eksposur mereka di pasar yang dianggap lebih berisiko.
Namun, Reza menegaskan bahwa regulasi yang diterapkan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik dan melindungi kepentingan investor.
Baca Juga: Perusahaan Dikabarkan akan Dijual, Ini Penjelasan Schroder Indonesia
Meskipun menghadapi sejumlah tantangan, Reza optimistis terhadap prospek industri manajemen aset di Indonesia. Ia melihat potensi besar terutama dalam mengajak kelas menengah untuk mencari produk investasi yang lebih terdiversifikasi.
"Industri ini masih memiliki prospek yang baik jika mampu beradaptasi dengan perubahan regulasi dan kondisi pasar," tambahnya.
HPAM mencatat pertumbuhan dana kelolaan pada September 2024 mencapai Rp 1,2 triliun dengan total nasabah lebih dari 62 ribu.
Reza juga menekankan komitmen perusahaan untuk terus mendorong kolaborasi dan diskusi di industri, dengan tujuan memberikan masukan yang konstruktif bagi sektor manajer investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News