kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga kuartal III-2019, rasio loan at risk di Bank BNI mencapai 8%


Minggu, 15 Desember 2019 / 22:53 WIB
Hingga kuartal III-2019, rasio loan at risk di Bank BNI mencapai 8%
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank BNI Jakarta, (12/7).


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko kredit di perbankan masih terbilang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari rasio loan at risk bank sampai kuartal III-2019 yang sebesar 10%. Indikasinya dari credit at risk yang tercatat naik.

Ini merupakan kredit yang masuk dalam kategori non performing loan (NPL) ditambah kredit dalam perhatian khusus (special mention) plus kredit yang direstruksikan.

Baca Juga: Sejumlah bank besar targetkan kredit konsumer tumbuh dua digit tahun 2020

Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Herry Sidharta mengatakan, rasio loan at risk atau kredit berisiko BBNI sebesar 8%. BNI mencatat sampai kuartal III-2019 rasio loan at risk BBNI sebesar 8,6% atau membaik dibandingkan periode sama 2018 8,7%, rasio loan at risk turun 10 bps ytd.

Penurunan loan at risk didorong perbaikan kualitas kredit yang ditunjukkan oleh perbaikan non performing loan (NPL) dan penurunan kredit restrukturisasi dalam perhatian khusus karena debitur telah normal kembali.

Secara umum, perbaikan loan at risk terjadi hampir di seluruh segmen utamanya didorong oleh segmen korporasi. Pada kuartal III 2019 ini, bank berlogo 46 tersebut optimis bisa menjaga kredit at risk stabil.

Baca Juga: Teknologi digital berkontribusi signifikan terhadap efisien perbankan

Rasio loan at risk ini menghitung tidak hanya kredit bermasalah, tapi juga kredit dalam perhatian khusus dan kredit yang direstrukturisasi dibagi total kredit.

Untuk kredit bermasalah sektor komersial masih mengalami kenaikan dari 15,7% di kuartal III-2018 menjadi 17,1% di kuartal III-2019.

Sektor yang menyumbang NPL komersial di antaranya adalah perdagangan, restoran, dan hotel. Untuk menjaga NPL sektor komersial, bank akan menjaga proses pemberian kredit secara terjaga atau prudent.

Hal ini dengan mengambil langkah konservatif dalam melakukan penyaluran kredit. Bank ke depan juga akan menjaga kualitas kredit baru di sektor ini.

Baca Juga: Bank DKI terbitkan surat utang jangka pendek senilai Rp 1,88 triliun

Untuk proyeksi di tahun 2020 dengan target pemerintah yang tinggi, sedangkan ekonomi yang masih melambat, BBNI mengupayakan untuk menurunkan loan at risk nya di tahun depan.

“Kita upayakan loan at risk kita menurun di tahun depan,” kata Herry kepada kontan.co.id, Kamis (12/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×