kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hipmi Syariah Menentang Rencana Merger BTN Syariah Ke BSI


Senin, 06 Juni 2022 / 15:30 WIB
Hipmi Syariah Menentang Rencana Merger BTN Syariah Ke BSI
ILUSTRASI. Pembukaan Kantor Cabang BTN Syariah?Bengkulu.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketua Hipmi Syariah, Ibnu Riyanto menilai rencana merger BTN Syariah ke dalam Bank Syariah Indonesia (BSI) justru akan melemahkan sektor perumahan yang selama ini menjadi fokus utama BTN Syariah.

Ibnu menjelaskan, kunci keberhasilan sebuah lembaga dalam menjalankan unit bisnis adalah fokus. Sebab, BTN Syariah selama ini sangat fokus untuk membantu pemerintah dalam sektor perumahan.

"Salah satunya dalam menyalurkan KPR FLPP atau Subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," kata Ibnu, dalam keterangan resmi, Senin (6/6). 

Ia tidak bisa memungkiri bahwa sebagian besar penjualan sektor perumahan membutuhkan dukungan dari sektor perbankan baik melalui KPR ataupun KPA. 

Baca Juga: Rencana Pemerintah Dorong BSI Akuisisi BTN Syariah Dikritik

“Selama ini, BSI tidak fokus dalam hal pembiayaan perumahan, dikhawatirkan dengan penggabungan ini sektor perumahan tidak bergerak secara masif akibat belum siapnya BSI secara sistem dan program” terangnya. 

Rencana merger itu secara siklus bisnis juga dinilai akan menjadi tidak sehat. Sebab penggabungan bank syariah akan menghilangkan kompetisi dalam lingkup perbankan syariah yang menyebabkan bisnis melambat dari sisi produk dan kebijakan.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah melihat dari kacamata nasabah yang merasa tidak memiliki banyak pilihan di perbankan syariah. Terlebih, BSI juga masih memiliki pekerjaan rumah besar yang belum terselesaikan.

"BSI memiliki tugas untuk meningkatkan kontribusi Bank Syariah terhadap perekonomian di Indonesia dan juga meningkatkan produktivitas industri halal di Indonesia yang saat ini belum masuk lima besar," ungkapnya. 

Baca Juga: Jaringan Kantor Perbankan di Indonesia Telah Berkurang 2.597 Unit Sejak 2019

Sebagai pengembang, ia mengaku mengalami sendiri ketidaksiapan sistem perbankan BSI dalam sektor pembiayaan perumahan. Dengan proses pengajuan pembiayaan yang lama dan menghambat proses konsumen dalam mewujudkan rumah impiannya.

"Pemerintah harus bisa menjembatani persoalan ini dengan memperbanyak bank seperti BTN Syariah yang fokus pada sektor perumahan," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×