kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Holding ultra mikro beri efek domino penyerapan tenaga kerja


Jumat, 30 Juli 2021 / 14:38 WIB
Holding ultra mikro beri efek domino penyerapan tenaga kerja
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BRI Tangerang Selatan, Jumat (23/10). Holding ultra mikro beri efek domino penyerapan tenaga kerja.


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Noverius Laoli

Yama menambahkan, holding ini bakal menjadi jembatan bagi usaha ultra mikro maupun UMKM untuk naik ke level bisnis yang lebih tinggi alias naik kelas. Itu tak lepas dari pendekatan dan model bisnis yang akan dijalankan masing-masing perusahaan pelat merah tersebut.

Seperti diketahui, BRI, Pegadaian dan PNM bukan hanya mampu menyalurkan dana kepada masyarakat tataran bawah untuk pengembangan usaha, namun juga disertai pembinaan dan pemantauan keberhasilan usaha.

Oleh karena itu, Yama meyakini integrasi ini dapat meningkatkan kinerja dan sinergi perseroan yang terlibat. Bahkan, dia menilai holding tak akan menghilangkan keunikan produk dan fokus bisnis BRI, Pegadaian maupun PNM.

"Justru yang terjadi adalah perluasan akses pasar, konsumen, dan keuntungan. Kita harap UMKM terus tumbuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia. 

"Satu lagi yang terpenting adalah kultur dan budaya yang selama ini terbangun di BRI, Pegadaian, dan PNM harus dipertahankan. Sudah solid. Tinggal diintegrasikan dan dibenahi aspek-aspek minornya," tegasnya.

Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adtyaswara menyatakan hal serupa. Menurut Mirza, kehadiran holding akan memperkuat kinerja ketiga perseroan dalam pemberdayaan usaha wong cilik. Layanan jasa keuangan yang nantinya ditawarkan untuk membantu pengembangan pelaku usaha di segmen UMKM dan UMi akan lebih efektif dan efisien. 

Baca Juga: Kredit UMKM perbankan tumbuh 0,5% yoy menjadi Rp 1.024,4 triliun hingga Juni 2021

“Kalau ada BRI harapannya adalah BRI bisa memberikan bantuan teknologi, bisa lakukan efisiensi-efisiensi terkait untuk biaya, dan kemudian bisa sinergi produk,” ujarnya.

Dengan demikian dia berharap loan to GDP Indonesia bisa lebih besar dari 32% melalui akselerasi ke depan. Dia menyebut negara kita masih kalah dibandingkan dengan negeri jiran. Banyak negara tetangga memiliki persentase loan to GDP di angka 50%. “Kita melihat negara maju, Singapura, sudah pasti loan to GDP sudah di atas 100%,” ujarnya.

Senada, Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan setelah holding cost of fund menurutnya akan bisa ditekan menjadi lebih rendah karena ketiga perseroan menjadi satu kesatuan ekosistem. Hal itu tentunya selain menguntungkan bagi perseroan, juga akan sangat terasa manfaatnya bagi usaha masyarakat di tataran bawah.

“Sebagai contoh penyaluran KUR yang menonjol saya lihat hanya BRI. Sehingga saya percaya BRI bersama Pegadaian dan PNM akan lebih baik lagi dalam pemberdayaan UMKM dan ultra mikro. Dan efisiensi yang dihadirkan melalui integrasi ini tentunya salah satu yang menarik kepercayaan investor,” ujarnya.

Selanjutnya: Mulai dari IPO hingga rights issue, ramai pencarian dana dengan emisi jumbo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×