Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Dengan ketidakpastian yang terjadi akibat pandemi, BRI juga memiliki strategi meningkatkan kepemilikan surat berharga pemerintah apabila permintaan kredit belum tumbuh sesuai yang diharapkan.
"Hal ini perlu dilakukan untuk mengoptimalkan likuiditas yang ada," kata Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI pada Kontan.co.id, Rabu (7/7).
Menurut Aestika, relaksasi dan juga insentif/stimulus yang telah diberikan regulator dan Pemerintah cukup membantu perbankan dalam penyaluran kredit karena meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
Sementara Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN masih optimistis pihaknya bisa mencapai target pertumbuhan kredit minimal 7% tahun ini sehingga akan mendorong peningkatan aset. Pasalnya, permintaan KPR di bank sudah semakin meningkat. Pada semester I, kredit BTN sudah tumbuh di atas 4,75% YoY.
Bank Mandiri belum ada rencana merevisi rencana bisnis bank (RBB) yang sudah disusun tahun ini. Bank ini menargetkan kredit bisa tumbuh 6%-8% tahun ini. "Bank Mandiri masih optimis bisa mencapai target yang sudah ditetapkan sejak awal," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Selasa (29/6).
Suria Darma Kepala Riset Samuel Sekuritas mengatakan, untuk melihat prospek saham perbankan harus mencermati efek kebijakan PPKM yang dilakukan pemerintah terhadap kaulitas kredit nasabah.
"Selain itu, juga mencermati banyaknya restrukturisasi BUMN seperti Garuda dan lain-lain dan bagaimana efeknya terhadap beban provisi bank," jelasnya, Rabu (7/7).
Baca Juga: Total rights issue Bank Rakyat Indonesia (BBRI) bisa mencapai Rp 96 triliun
Suria melihat provisi bank besar masih lebih tinggi dari bank-bank kecil. Bank-bank mini berupaya menjaga profit agar kelihatan bagus sehingga biaya provisinya rendah. Meski begitu, dia masih merekomendasikan saham-saham bank 5 besar.
Namun, prospek saham bank-bank besar ini dinilai masih menghadapi tantangan dengan adanya beberapa rencana IPO dan rights issue jumbo di pasar saham.
Okie Setya Ardiastama, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas melihat, pergerakan saham BBRI berpotensi tertekan seiring rencana rights issue jumbonya tetapi prospek jangka panjang dinilai akan cukup baik sejalan dengan potensi peningkatan aset dan likuiditas sahamnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News