Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Meski diguyur hujan sepanjang tahun ini, PT Chartis Insurance Indonesia (Chartis Insurance) tampaknya bisa bernafas lega. Pasalnya, produk asuransi properti yang juga mencakup resiko banjir belum sama sekali menerima pengajuan klaim dari nasabahnya.
Maklum, Direktur Chartis Insurance Sonny Lambey menuturkan, pihaknya memang mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menutup resiko banjir. “Seperti kita tahu, zona banjir di Indonesia tidak bisa dilihat dari topografi, semakin hari semakin luas,” ujarnya ditemui KONTAN, Jakarta, Kamis (2/12).
Karenanya, Sonny menegaskan, penting bagi pihaknya untuk mendapat pegangan berupa peta banjir yang dirilis Pemerintah Daerah setiap tahunnya. Peta tersebut yang memperbaharui gambaran perluasan area banjir, sehingga mengingatkan Chartis Insurance untuk lebih selektif dalam memilih nasabah.
Toh, belajar dari pengalaman, klaim asuransi banjir Chartis Insurance di 2002 dan 2007 cukup mengagetkan. “Nah, untuk itu, sekarang underwriter-nya harus lebih hati-hati menutup resiko banjir. Pengalaman di 2002 dan 2007 itu terbesar dalam klaim resiko banjir yang pernah ada,” terang dia.
Terkait hal tersebut, Chartis Insurance menggelar program pendidikan pengurangan resiko banjir atau biasa disebut FRRE (flood risk reduction education). FREE merupakan program tanggungjawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk mendorong siswa/I kelas 4 sekolah dasar untuk menjadi agen perubahan dalam mengurangi resiko banjir.
Program tersebut, AVP and Department Head Office of the Customer Devi Salama menjelaskan, melibatkan sekitar 300 murid dari 5 sekolah dasar yang berlokasi di wilayah banjir, seperti SDN Tanah Sareal 01 Pagi, SDN Pademangan Barat 03, SDN Bangka 03, SDN Petamburan 05, dan SDN Kayu Putih 09. Program dimulai Maret 2010 dan berakhir Desember ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News