kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

IFC ingin bentuk tim percepat penggunaan e-money


Rabu, 18 Desember 2013 / 23:45 WIB
IFC ingin bentuk tim percepat penggunaan e-money
ILUSTRASI. 2 Cara Mengubah Nama Link Google Form Agar Mudah Diingat. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/26/10/2017


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Transaksi ritel di Indonesia masih didominasi penggunaan uang tunai. Karena itu, International Finance Corporation (IFC) berencana menjadi koordinator dan katalisator penggunaan uang elektronik alias e-money di industri perdagangan ritel tradisional.

Menurut rencana, tahun depan, lembaga keuangan yang menjadi anggota grup Bank Dunia ini akan membentuk kelompok kerjasama , yang  melibatkan  industri perbankan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan penyedia jasa e-money,seperti industri telekomunikasi. Rencana IFC ini tak lepas dari penelitian tentang perilaku keuangan dan manajemen peritel mikro dan kecil yang digelar Spire Research & Consulting bekerjasama dengan  IFC dan e-MITRA.

Hasil proyek yang didanai US Internasional Agency for International Development (USAID) itu menyimpulkan terjadi kesenjangan digital antara pedagang tradisional dan distributor lantaran penggunaan uang tunai dalam bertransaksi masih besar.

Ahmad Budiman, Project Consultant IFC, mengatakan penelitian tersebut juga menunjukkan masih banyak peritel tradisional belum memiliki rekening bank. IFCjuga melakukan survei terhadap 800 peritel kecil dan mikro di delapan kota besar. Hasilnya, hanya 1% responden menggunakan pembayaran elektronik kepada distributor dan hanya 31% memiliki rekening bank. "Alasannya, letak bank jauh dari rumah dan mereka tidak suka mengantre di bank," kata Budiman.

Program layanan e-money IFC ini  akan menyasar 2,5 juta peritel tradisional. Berdasarkan laporan Business Monitor Information (BMI) pada kuartal I 2013, sekitar 80% transaksi ritel masih berasal dari peritel tradisional dengan nilai sekitar US$ 137 miliar.

Ivan Mortimer-Schutts, East Asia and Pacific Regional Advisor for Payments and Retail Banking IFC,  mengatakan IFC akan mempercepat proses kerjasama antarbank dan menjadi penengah untuk  merealisasikan penggunaan e-money secara cepat. Ia menargetkan, kelompok kerja akan terbentuk tahun depan. "Ini sudah kami bicarakan dengan regulator terkait," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×