Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan dana pensiun atau Dapen melaporkan hasil investasi atau return of investment (ROI) yang positif pada semester I-2024.
Contohnya, Dana Pensiun Bank BCA yang mencatat pertumbuhan imbal hasil investasi sebesar 4,14% sepanjang semester I-2024. Sementara itu, imbal hasil pada semester I-2023, tercatat sebesar 4,2%.
Kemudian, hasil usaha Dapen Bank BCA tercatat sebesar Rp 184,21 miliar, meningkat 4,24% secara year on year (YoY).
Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno mengatakan, salah satu pendorong kenaikan imbal hasil investasi pada semester I-2024 karena adanya tren kenaikan investasi pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Baca Juga: Total Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan Capai Rp 757,94 Triliun Per Juli 2024
"Memang dapat menjadi salah satu pendorong kenaikan ROI di mana saat ini ditawarkan suku bunga yang lebih tinggi daripada Deposito maupun SBN, disertai dengan risiko yang dapat diterima oleh investor. Perbedaan dalam imbal hasil dan kondisi pasar akan menentukan seberapa besar dampak SRBI terhadap ROI portofolio investasi," kata Budi kepada Kontan, Jumat (23/8).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana pensiun memang mencatat lonjakan aset bersih sebesar 221% month to month (mtm) yang ditempatkan pada SRBI. Nilainya meningkat menjadi Rp 6,1 triliun pada Juni 2024, dari posisi pada Mei 2024 senilai Rp 1,9 triliun.
Adapun dana pensiun BCA memiliki aset SRBI sebesar 7,26% pada Juni 2024 dari total keseluruhan, yang sebagian besarnya aset tersebut adalah pemindahan dari aset deposito.
Budi menjelaskan, SRBI biasanya menawarkan bunga atau imbal hasil yang kompetitif dibandingkan instrumen keuangan lainnya.
"Bagi Dapen yang memiliki kewajiban untuk menghasilkan pengembalian yang stabil bagi para pesertanya, imbal hasil yang lebih tinggi dari SRBI dapat meningkatkan ROI keseluruhan portofolio mereka," tuturnya.
Selain itu, sebagai instrumen yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, SRBI dianggap memiliki risiko kredit yang sangat rendah. Ini membuat SRBI menarik bagi Dapen yang secara umum mengutamakan keamanan investasi dan stabilitas pengembalian.
Lebih lanjut, Budi bilang, adanya instrumen investasi baru seperti SRBI ini menawarkan bunga kompetitif yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil investasi secara jangka pendek.
"Kami melakukan analisis berkala terhadap portofolio investasi dan menyesuaikan alokasi dana berdasarkan kondisi pasar terbaru adalah penting untuk mengoptimalkan hasil investasi. Fleksibilitas dalam strategi investasi membantu dana pensiun untuk tetap adaptif terhadap perubahan pasar," tambah Budi.
Baca Juga: Porsi Penempatan Dapen BCA di SBN Turun 36,45% di Semester I-2024
Sementara itu, Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) melaporkan imbal hasil mencapai 7,10% per Juni 2024. Sedangkan hasil usaha investasi mencapai Rp 421,59 miliar atau tumbuh 12,69% YoY dari Juni 2023 sebesar Rp 374,12 miliar.
Abdul Hadie, Direktur DPBM menjelaskan, peningkatan penempatan dana pensiun di SRBI ini memang menjadi faktor pendorong kenaikan imbal hasil investasi pada semester I-2024.
"Betul, menjadi salah satu faktor pendorong. Faktor pendorong lainnya adalah investasi pada SBN dan Obligasi Korporasi dengan imbal hasil rata-rata di atas 7,50%," kata Abdul Hadie kepada Kontan, Jumat (23/8).
Sementara itu, aset neto dana pensiun bank Mandiri per Juni 2024 mencapai sebesar Rp 10,52 triliun atau tumbuh sebesar 5,72% YoY dari posisi Juni 2023 sebesar Rp 9,95 triliun.
Abdul menjelaskan, SRBI dipilih karena memiliki imbal hasil yang lebih menarik dari SBN atau Deposito serta untuk pemenuhan kewajiban manfaat pension dalam jangka pendek.
Ke depannya, dana pensiun bank Mandiri masih berpedoman pada rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2024 yang telah ditetapkan, yaitu menitikberatkan pada instrumen SBN dan Obligasi Korporasi dengan tetap mempertimbangkan level risiko yang terukur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News