Reporter: Nadya Zahira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun (Dapen) BCA menyebutkan bahwa saat ini porsi Surat Berharga Negara (SBN) pada semester I-2024 sebesar 36,45%. Angka ini lebih rendah dari porsi pada semester I-2023 yang mencapai 37,71%.
Meski begitu, SBN merupakan instrumen investasi yang paling mendominasi dalam portofolionya.
Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno melaporkan bahwa total nilai investasi mencapai Rp 5,81 triliun per Juni 2024. Adapun SBN menyumbang porsi terbesar yaitu 36,45% dari total nilai investasi per Juni 2024.
Budi menjelaskan, alasan SBN paling mendominasi portofolio karena adanya ketentuan dari Otorita Jasa Keuangan (OJK) nomor 1 tahun 2016 yang mewajibkan Dana Pensiun memiliki alokasi SBN paling tidak sebesar 30% dari total portofolio.
Selain itu, alasan lainnya Budi bilang, lantaran investasi dalam SBN memungkinkan dana pensiun untuk melakukan liability matching (menyesuaikan dengan profil produk) secara efektif.
Baca Juga: Aman dan Berisiko Rendah, Sejumlah Dapen Mulai Masuk Investasi SRBI
“Dengan memadankan arus kas dari investasi SBN dengan jadwal pembayaran kewajiban, dapen BCA dapat memastikan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban manfaat pensiun yang jatuh tempo, sambil menjaga risiko investasi tetap rendah,” kata Budi kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8).
Dia menilai, meski imbal hasil SBN lebih rendah dibandingkan dengan instrumen yang lebih berisiko seperti saham, namun SBN tetap menawarkan pengembalian yang kompetitif dan stabil. Menurutnya, pengembalian yang stabil ini membuat SBN menjadi pilihan yang menarik bagi dana pensiun yang mengutamakan keamanan.
Di sisi lain, Budi juga menuturkan bahwa penempatan investasi di saham cenderung mengalami penurunan per Juni 2024. Hal ini disebabkan oleh volatilitas yang lebih tinggi dari saham dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti obligasi.
Dia menjelaskan, jika pasar saham diperkirakan akan mengalami volatilitas tinggi atau penurunan, maka dana pensiun cenderung mengurangi eksposur mereka ke saham guna mengurangi risiko tersebut.
“Dalam situasi pasar yang tidak pasti, fokus utama adalah pelestarian modal," imbuhnya.
Dengan mengurangi alokasi ke saham dan beralih ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti SBN atau obligasi, dana pensiun dapat lebih efektif dalam melindungi nilai portofolio mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News