kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia punya 2.745 gen asuransi berstatus MDRT hingga Juli 2020


Kamis, 24 September 2020 / 15:54 WIB
Indonesia punya 2.745 gen asuransi berstatus MDRT hingga Juli 2020
ILUSTRASI. Kepala Departemen Hubungan Intenational AAJI Nelly Husnayati (tengah) berbincang dengan Country Chair MDRT Indonesia Miliana Marten (kiri) dan Committee Chair of MDRT Day Indonesia 2020 Hidyatus Solicha (kanan) saat pertemuan virtual dengan media di Jakar


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat agen asuransi mencapai level elit. Hingga Juli 2020, jumlah anggota MDRT (Million Dollar Round Table) Indonesia sebanyak 2.745 orang.

Nilai itu meningkat 12% dibandingkan dengan tahun 2019 yang berjumlah 2.459 orang. Dan Indonesia tahun ini masuk dalam urutan ke 8 top member seluruh dunia

“Untuk tahun 2021 kami menargetkan jumlah anggota MDRT Indonesia dapat mencapai lebih dari 3.500 member,” ungkap Miliana Marten, Country Chair MDRT Indonesia, dalam konferensi pers virtual pada Kamis (24/9).

Baca Juga: Bank Jatim gandeng Amartha salurkan pinjaman Rp 500 miliar ke UMKM di pedesaan

Ia yakin target itu bisa dicapai seiring dengan dengan keputusan Otoritas Jasa Keuangan membolehkan penjualan dan proses persetujuan secara digital. Juga tanpa harus tanda tangan basah.

Adapun salah satu syarat untuk menjadi anggota MDRT, seorang agen asuransi harus memenuhi target produksi premi sebesar Rp 453 juta. Nilai ini merupakan akumulasi premi pertama dalam satu tahun.

“Meski ada pandemi, beberapa perusahaan mencatat ada peningkatan jumlah agen yang mencapai level MDRT sama dengan tahun lalu. Artinya, agen tidak menghadapi kesulitan mengakuisisi nasabah baru, karena tetap bisa menjual secara digital di masa pandemi. Ini yang membuat kinerja sektor asuransi cepat pulih,” tambah Miliana.

Dia menjelaskan, era digitalisasi sangat membantu penetrasi agen dalam menjual produk asuransi. Saat pandemi, semua agen yang tidak familiar dengan produk layanan digital, dipaksa untuk belajar dan memanfaatkan teknologi dalam menjual produk asuransi.

Baca Juga: Simak pengertian asuransi jiwa dan jenis-jenisnya sesuai kebutuhan

Apalagi dengan munculnya fintech dan digitalisasi di sektor asuransi jiwa justru mendukung perkembangan asuransi jiwa karena memudahkan dalam bertransaksi, edukasi dan sosialisasi. “Teknologi akan semakin banyak membuat orang-orang semakin melek asuransi, karena teknologi-teknologi baru ini sangat mendukung industri asuransi tentunya, dan industri asuransi juga bergerak di bidang finansial,” jelas Miliana.

Selanjutnya: Asuransi barang milik negara akan diperluas, infrastruktur dan kendaraan masuk daftar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×