kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Industri Pembiayaan Melambat, APPI Beberkan Penyebabnya


Rabu, 07 Mei 2025 / 07:00 WIB
Industri Pembiayaan Melambat, APPI Beberkan Penyebabnya
ILUSTRASI. Industri pembiayaan atau multifinance tengah menghadapi sejumlah tantangan, pelemahan daya beli masyarakat menjadi faktor utama. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan atau multifinance tengah menghadapi sejumlah tantangan.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai pelemahan daya beli masyarakat menjadi faktor utama turunnya permintaan pembiayaan, terutama di sektor otomotif.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 itu lebih ditopang dari sektor tambang dan energi. Sementara sektor ritel mengalami gangguan akibat penurunan daya beli,” ujarnya kepada Kontan, Senin (5/5).

Suwandi mengamati, masyarakat saat ini tengah menahan konsumsi karena banyak yang kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan penghasilan. Hal ini memberikan dampak pada industri pembiayaan, khususnya segmen otomotif, yang menjadi portofolio terbesar perusahaan pembiayaan.

Baca Juga: Penyesuaian Bunga Multifinance Tak Bisa Serta Merta Dilakukan

Oleh karena itu, perusahaan multifinance kini tampak lebih selektif dalam menyalurkan kredit, yang berdampak pada turunnya nominal pembiayaan yang tersalurkan. 

Akibatnya, rasio NPF gross meningkat karena nominal pembiayaan yang lebih kecil harus terbagi dengan jumlah kredit bermasalah yang tetap atau bahkan meningkat.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa pertumbuhan pembiayaan memang melambat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, pembiayaan tumbuh sebesar 13,48% secara year on year (YoY) lalu turun menjadi 13,23% pada 2023. 

Baca Juga: Merger dengan Adira, Saham Mandala Finance Akan Dihapus dari Bursa

Sepanjang 2024, laju pertumbuhan kembali melambat menjadi 6,92%, dan kembali tertekan pada Februari 2025 dengan hanya mencatatkan pertumbuhan 5,94%.

Sementara itu, rasio NPF gross juga mengalami tren kenaikan. Pada 2022 tercatat sebesar 2,32%, naik menjadi 2,44% pada 2023, lalu meningkat lagi menjadi 2,70% per Desember 2024, dan menyentuh 2,87% pada Februari 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×