kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inflasi tinggi bikin NIM sulit digunting


Senin, 24 Januari 2011 / 09:13 WIB
Inflasi tinggi bikin NIM sulit digunting


Reporter: Bernadette Christina Munthe |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meminta para bankir melakukan efisiensi perbankan dengan menekan Net Interest Margin (NIM). Namun industri perbankan menilai ini sulit dilakukan karena inflasi di tanah air masih tinggi.

“Sebabnya ada beberapa hal. Satu, inflasi lebih tinggi dari negara lain. Dengan sendirinya bunga lebih tinggi. Kedua risk premium debitur di Indonesia juga masih tinggi,” kata Arwin Rasyid, Direktur Utama Bank CIMB Niaga usai Bankers Dinner 2011 di Gedung Kebon Sirih, Kompleks Bank Indonesia, Jumat (21/1).

Namun Arwin optimis NIM akan turun dengan sendirinya karena persaingan antar bank. Gubernur Bank Indonesia menyatakan NIM Indonesia jauh di atas beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Di negara-negara tersebut, NIM berkisar 2,3% - 4,5% sementara NIM Indonesia tercatat 5,8%. Ke depan, perbankan akan didorong untuk ada di kisaran 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×