Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank Central Asia (BCA) kekeuh mempertahankan kepemilikan mini 1% di Bank Ekonomi Raharja. Padahal, jika mengacu harga tender offer bank dengan sandi saham BAEK yang bernilai Rp 10.000 per saham, BCA bisa meraup dana Rp 267 miliar.
Kepemilikan BCA di Bank Ekonomi yang 1% itu setara dengan 26,7 juta saham. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, perseroan tidak akan menjual kepemilikan saham di Bank Ekonomi tersebut. Selain itu, BCA akan tetap menjalin strategic partner dengan HSBC yang merupakan pemegang saham pengendali Bank Ekonomi.
Meski begitu, bank dengan kode saham BBCA ini juga tidak akan menambah porsi kepemilikan di Bank Ekonomi. Jahja bilang, makna strategic partner yang tetap ingin dilakukan BCA dengan HSBC, adalah terkait dengan bisnis BCA ke luar negeri.
Ia menjelaskan, strategi BCA untuk bisnis di luar negeri adalah dengan membuat aliansi dengan bank lokal yang kuat di negara yang dituju. Jahja menuturkan, bank yang terafiliasi dengan grup Djarum ini akan mencontoh Bank Wells Fargo di Amerika Serikat, yang merupakan bank yang besar di negara tersebut namun tidak membuka cabang di luar negeri.
Di Indonesia sendiri, Bank Wells Fargo menggandeng BCA sebagai strategic partner. Sehingga, jika Bank Wells Fargo memerlukan sesuatu di Indonesia, bisa langsung menghubungi BCA. "Nah, pola strategic partner ini yang saya mau. Sehingga BCA tidak melepas saham di Bank Ekonomi Raharja," jelas Jahja kepada KONTAN, Selasa (26/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News