kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,63   -8,92   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Besaran Tambahan Laba yang Bisa Didapat Bank dengan Menurunkan Biaya Kredit


Selasa, 22 Maret 2022 / 17:53 WIB
Ini Besaran Tambahan Laba yang Bisa Didapat Bank dengan Menurunkan Biaya Kredit
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah pada kantor cabang BNI. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

Oleh karena itu, kata Yudha, memperbaiki kualitas aset sangat penting sekali bank untuk mendorong peningkatan laba ke depan. Sehingga BNI tidak lagi terbebani dengan pembentukan pencadangan yang sangat besar seperti dua tahun terakhir. 

BNI memperkirakan NPL akan melandai tahun ini. Untuk memperbaiki kualitas aset, BNI akan fokus melakukan ekspansi di segmen atau sektor yang berisiko rendah dengan mengakuisisi debitur berkualitas tinggi dan top tier. Hingga 2025, BNI menargetkan NPL ada di bawah 1,5%.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) akan menurunkan  CoC di level 1,06% dari  1,35% pada 2021. Dengan jumlah kredit BTN Rp 274,8 triliun, perseroan bisa menambah laba sekitar Rp 797 miliar tahun hanya dari efisiensi biaya kredit. 

Baca Juga: Perkuat Modal, Bank Neo Commerce Terbitkan 5 Miliar Saham Baru Lewat Rights Issue

Elisabeth Novie Riswanti, Direktur Remedial & Wholesale Risk Bank BTN mengatakan, penurunan itu akan lebih ditunjang oleh perbaikan kualitas kredit tahun ini.

Tahun lalu, rasio biaya kredit BTN meningkat ke 1,3% dari 0,88% tahun sebelumnya. Namun, Novie menekankan kenaikan itu bukan karena kualitas kredit memburuk. NPL perseroan justru melandai dari 4,37% ke 3,7%. 

"Kenaikan CoC tahun 2021 lebih karena upaya bank untuk memperkuat fundamental dengan meningkatkan coverage CKPN. Tahun lalu,  coverage bank mencapai 141.82% meningkat signifikan dibandingkan 2020 yang tercatat 115.02%," kata Novie, Senin (21/2).

Jumlah NPL BTN tahun 2021 mencapai Rp 10,18 triliun, sedangkan biaya provisi yang dianggarkan mencapai Rp 14,4 triliun. Tahun sebelumnya, biaya provisi mencapai Rp 13,35 triliun dengan NPL Rp 10,64 triliun.

PT Bank Mandiri menargetkan biaya kredit terus melandai. Tahun ini ditargetkan dibawah 2%, turun dari 2,05% pada 2021. CoC diperkirakan terjaga karena performa kredit restrukturisasi Covid-19 relatif sejalan dengan ekspektasi perseroan dan level pencadangan NPL yang cukup ample. 

"Selain itu, terjaganya biaya kredit sejalan dengan kondisi makro ekonomi yang semakin membaik," tulis managemen Bank Mandiri dalam materi paparan analis meeting. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×