kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   10.000   0,63%
  • USD/IDR 16.225   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Ini Dampak Negatif yang Ditimbulkan Imbas Dugaan Fraud eFishery


Selasa, 28 Januari 2025 / 19:26 WIB
Ini Dampak Negatif yang Ditimbulkan Imbas Dugaan Fraud eFishery
ILUSTRASI. Pengamat menilai kasus dugaan fraud yang terjadi eFishery dapat mempengaruhi penilaian investor terhadap iklim bisnis startup di Indonesia.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat menilai kasus dugaan penipuan atau fraud yang terjadi di perusahaan rintisan (start up) akuakultur, eFishery dapat mempengaruhi penilaian investor terhadap iklim bisnis startup digital di Indonesia. 

“Ini didasari bahwa penghitungan nilai valuasi untuk startup digital di Indonesia masih jauh dari kata valid, menggambarkan kondisi sebenarnya dari perusahaan,” kata Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, kepada Kontan, Selasa (28/1). 

Selain itu, Nailul mengatakan bahwa saat ini, masih terjadi kesulitan pendanaan yang dialami oleh sebagian besar perusahaan digital, terutama startup digital. Sehingga menurutnya, kejadian fraud tersebut akan lebih mempersulit perusahaan digital untuk mendapatkan pendanaan. 

“Tentu investor akan berpikir ulang untuk menanamkan uangnya di perusahaan digital di Indonesia. Mereka khawatir kejadian serupa terjadi di perusahaan digital lainnya,” imbuhnya. 

Baca Juga: eFishery Manipulasi Laporan Keuangan, Belum Lama Juga Terkuak di Byju’s Startup India

Lebih lanjut, Nailul menilai fraud juga akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan digital sebagai pemecah masalah akan berkurang. 

Ia menyebutkan bahwa dahulu sampai saat ini, bisnis digital dianggap sebagai pemecah masalah atau solusi yang terjadi di masyarakat. 

“Karena digital itu selalu membantu permasalahan masyarakat, misalnya, pembiayaan perbankan terbatas saat ini ada pinjaman daring, lalu macet di kota besar ada ride-hailing. Jadi fraud yang terjadi akan membuat masyarakat curiga akan bisnis startup digital,” ujarnya.

Untuk itu, Nailul berharap Venture Capital (VC) ataupun perusahaan yang berinvestasi, bisa lebih memperhatikan startup digital yang didanai. Menurut dia, selama ini perilaku investor cenderung pasif terhadap kondisi perusahaan. 

Nailul memproyeksi bahwa di tahun 2025, modal ventura akan tertarik untuk menyalurkan pendanaannya pada startup yang sudah matang (growth to maturity stage). 

Adapun sektor-sektor prospektif tahun ini, ia menilai seperti Teknologi Hijau dan Keberlanjutan yang berfokus pada energi terbarukan, teknologi lingkungan, dan inisiatif keberlanjutan; HealthTech dan EduTech.

Sebagai informasi, isu fraud eFishery awalnya dilaporkan oleh DealStreetAsia pada 15 Desember 2024. Setelah itu, startup perikanan ini membebastugaskan sementara jabatan Gibran Huzaifah sebagai CEO dan Chief Product Officer Chrisna Aditya.

Baca Juga: OJK Tetapkan Batas Atas Pembiayaan Produktif Fintech Lending Menjadi Rp 5 Miliar

Kemudian, stratup perikanan itu menunjuk Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sementara itu, Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy. 

Potensi dugaan penipuan atau fraud yang terjadi di perusahaan rintisan akuakultur, eFishery dinilai dilakukan secara sistematis dan memalukan ekosistem perusahaan rintisan (startup) Tanah Air. 

Selanjutnya: Catat Rekor Baru, Whoosh Layani 24.350 Penumpang dalam Sehari

Menarik Dibaca: Catat Rekor Baru, Whoosh Layani 24.350 Penumpang dalam Sehari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×