Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dari sektor perbankan tampaknya akan marak tahun ini. Pasalnya, bank umum wajib memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun hingga akhir 2021 sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sementara jumlah bank yang masih dalam kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II masih banyak.
Di samping itu, banyak pula bank daerah yang sudah punya modal inti di atas Rp 2 triliun ingin melantai di bursa saham untuk memperbesar kapasitas ekspansinya ke depan.
Bahkan beberapa di antaranya merencanakan IPO tersebut tahun 2020 namun terpaksa mundur karena kondisi pasar yang tidak mendukung. Tahun ini, rencana tersebut kembali dipersiapkan.
PT Bank Fama International salah satu yang tengah mempersiapkan proses IPO tahun ini. Semestinya rencana melantai di bursa saham akan digelar pada 4 Januari 2021 guna memenuhi modal inti minimum Rp 1 triliun di akhir 2020 namun batal lantaran waktunya cukup memadai untuk mengejar tenggak waktu pada 31 Desember.
Baca Juga: Bank Sumut akan IPO tahun Ini, lepas saham sekitar 20%
Sebagai gantinya, pemegang saham pengendali (PSP) eksisting memilih melakukan penambahan modal. Sehingga menurut Sekretaris Perusahaan PT Bank Fama International Emil M Ismain, modal inti perseroan sudah Rp1 triliun saat ini.
Hanya saja, ia tidak menyebut berapa modal yang disuntik PSP tersebut. Adapun per Juni 2020, modal intinya baru Rp 270,5 miliar.
Rencana IPO akan kembali dilanjutkan untuk memenuhi modal inti Rp 2 triliun tahun ini. Namun, jumlah saham yang bakal dilepas masih akan digodok lagi dan tidak seperti rencana sebelumnya.
Sementara dalam prospektus IPO sebelumnya, Bank Fama akan menerbitkan sebanyak-banyakn saham 1,31 miliar lembar atau 24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan target harga Rp 298 -Rp 328.
Emil bilang, pihaknya saat ini tengah melakukan penjajakan dengan beberapa investor strategis untuk proses IPO itu. Saham Bank Fama saat ini dimiliki oleh Junus Jen Suherman sebanyak 60%, Edi Susanto 20% dan Dewi Janti 20%.