Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III belum mencetak pertumbuhan laba signifikan di kuartal pertama tahun ini. Hal ini disebabkan permintaan kredit pada kuartal I 2019 memang belum bergitu deras.
Berdasarkan nominalnya, diantaran BUKU III, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN, anggota indeks Kompas100) mencetak laba bersih paling tinggi yakni mencapai Rp 933 miliar. Namu, laba BDMN itu turun 11% dari laba kuartal I 2018 yang sebesar Rp 1,04 triliun.
Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia, penurunan laba disebabkan pendapatan bunga yang susut 2% secara yoy menjadi Rp 3,54 triliun. Selain itu pendapatan operasional Bank Danamon juga menyusut tipis 1% menjadi Rp 4,33 triliun di kuartal I 2019. Alhasil, laba operasional pun mengempis 8% secara tahunan dari Rp 1,47 triliun menjadi Rp 1,37 triliun.
Dari segi kredit, Bank Danamon mencatat realisasi kredit di luar kredit mikro mencapai Rp 138,04 triliun atau naik 6%. Tahun ini, Satinder berharap, kredit Danamon tumbuh 8%-10% dari tahun 2018 lalu.
Urutan kedua laba terbesar di BUKU III dipegang PT OCBC NISP Tbk (NISP) dengan pencapaian laba bersih sebesar Rp 765 miliar di kuartal I 2019. OCBC NISP mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 15% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 663 miliar.
Sejalan dengan pertumbuhan laba, aset OCBC NISP juga meningkat 10% yoy menjadi Rp 117,5 triliun di akhir kuartal I 2019 lalu. "Pada tahun 2019 ini, Bank OCBC NISP yakin industri perbankan tetap mencatatkan pertumbuhan positif. Sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia, industri perbankan diperkirakan dapat mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10-12%, sementara pertumbuhan DPK perbankan sebesar 8%-10% dengan kecukupan likuiditas yang terjaga," ujar Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (30/4).
Dari sisi rasio keuangan, ada beberapa perbaikan di OCBC NISP. Terutama dari cost to income ratio (CIR) yang membaik menjadi 45,3%. Sementara return on asset (ROA) juga meningkat 10 basis poin menjadi 2,3% di kuartal I 2019. Dari segi likuiditas, loan to funding ratio (LFR) juga menurun dari 87,6% menjadi 85,4%.
Sementara pendulang laba terbesar ketiga di BUKU III dipegang PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) dengan realisasi laba bersih sebesar Rp 723 miliar di kuartal I 2019, tumbuh 5,67% secara yoy. Pertumbuhan laba BBTN ini lebih lambat dibandingkan tingkat pertumbuhan laba di kuartal I 2018 lalu yang mencapai 15,13% secara yoy.
Direktur Risiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan kendati laba tumbuh tipis pihaknya tetap meyakini di akhir tahun BTN mampu mencetak pertumbuhan dua digit. "Tahun 2019 ini BTN menargetkan laba akan tumbuh 15% dibandingkan posisi tahun lalu," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (1/5).
Adapun, pertumbuhan laba tersebut nantinya akan ditopang dari pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang dipatok naik di kisaran 12%-14% yoy.
Sebagai informasi saja, pada kuartal pertama 2019 total kredit BTN tercatat mencapai Rp 242,13 triliun atau tumbuh 19,57% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 202,5 triliun. Sementara DPK tumbuh 10,98% yoy menjadi Rp 215,82 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News