kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini faktor penyebab pembiayaan syariah lesu


Jumat, 15 Februari 2019 / 16:15 WIB
Ini faktor penyebab pembiayaan syariah lesu


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan syariah industri multifinance belum menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Pembiayaan syariah lesu disebabkan sejumlah faktor sehingga kinerja belum terangkat di sepanjang tahun 2018.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Desember 2018, industri multifinance mencatatkan penurunan pembiayaan syariah sebesar 35,21% menjadi Rp 16,41 triliun. Ini merupakan penurunan tertinggi di sepanjang tahun lalu, padahal pada periode 2017, industri masih mampu menyalurkan pembiayaan syariah Rp 25,33 triliun.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Bambang W Budiawan mengatakan penurunan pembiayaan syariah disebabkan sejumlah faktor, diantaranya karena pelaku masih melakukan konsolidasi bisnis syariah secara internal dan terbatasnya jumlah pendanaan.

“Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha melalui unit syariah atau UUS masih menyesuiakan bisnisnya melalui sejumlah strategi,” kata Bambang kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Faktor lainnya, kata dia, disebabkan kemunculan pemain baru yang masih belajar menjalankan bisnis syariah. Maka tak mengherankan, kinerja pembiayaan syariah melambata dari dari awal hingga akhir tahun 2018.

PT Adira Dinamika Multifinance Tbk atau Adira Finance membuktikannya. Perusahaan pembiayaan mencatatkan penurunan pembiayaan syariah hingga 70% menjadi Rp 1,75 triliun di 2018. Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made mengatakan penurunan pembiayaan syariah perusahaan karena pemerintah menyamakan jumlah uang muka (DP) antara produk konvensional dan syariah.

Meski demikian, Made tetap optimitis Adira Finance bisa memperbaiki kinerja pembiayaan syariah di tahun ini. Strateginya dengan menambah cabang baru dan mengeluarkan produk baru syariah. “Kemungkinan pembiayaan syariah mulai stabil tahun ini karena proses bisnisnya sudah benar. Maka itu kami mengharapkan pembiayaan syariah bisa tumbuh dua digit tahun ini,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga berencana menambah sumber pendanaan syariah melalui penerbitan sukuk dan pinjaman dari bank syariah.

Mandiri Tunas Finance (MTF) bekerja sama dengan Mandiri Syariah untuk pembiayaan kendaraan bermotor dengan skema syariah. Direktur MTF Arya Suprihadi mengatakan, melalui kerja sama channeling ini mencatatkan realisasi pembiayaan syariah sebesar Rp 1,4 triliun pada 2018.

Dengan pencapaian tersebut, MTF melanjutkan kerja sama tersebut dan menaikan volume pembiayaan syariah di 2019. MTF menargetkan volume pembiayaan syariah sebesar Rp 2 triliun. “Hanya dalam waktu setahun, pembiayaan syariah cukup pesat dan kami akan melanjutkan kerjasama dengan meningkatkan penetrasi baru, terutama kepada basis nasabah Mandiri syariah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×