Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Bank Mandiri akan berupaya menurunkan biaya dana mendekati 2%, turun dari 2,5% pada akhir 2020. Sementara DPK ditargetkan tumbuh 6%-7% dengan rasio dana murah bakal dijaga sekitar 68%-69%.
Bank Mandiri memperkirakan NPL akan turun tahun ini lantaran tren restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 sudah melandai sejak tiga bulan terakhir tahun lalu.
Hingga akhir Desember 2020, realisasi restrukturisasi kredit mencapai Rp 123,4 triliun dengan jumlah debitur 543.758. Sebanyak Rp 33,9 triliun merupkan debitur UMKM dengan jumlah 336.819 debitur
Baca Juga: Kasus corona melonjak, pola pemulihan ekonomi Indonesia bisa V-shape atau W-shape
Dari monitoring yang dilakukan perseroan, kredit yang direstrukturisasi yang masih beresiko tinggi dan berpotensi turun kasta ke dalam kategori NPL hanya sekitar 10%-11%. Dari jumlah tersebut, Bank Mandiri juga telah melakukan antisipasi dengan menyiapkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sejak tahun lalu.
"Kami sudah secara bertahap mengalokasikan tambahan CKPN sejak Maret 2020 setiap bulannya. Sementara CKPN ini tidak diharuskan sebelumnya dan sekarang jumlahnya sudah cukup sehingga kami sudah siap kalau 10%-15 dari kredit yang direstrukturisasi downgrade ke NPL," jelas Ahmad Siddik Badruddin Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri
Per Desember 2020, NPL gross bank Mandiri mencapai 3,09% atau naik 0,76% YoY dengan coverage ratio mencapai 229,1%, naik dari 84,85%. Siddik mengatakan dengan perpanjangan POJK restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 maka kesempatan bagi bank melakukan penyelamatan terhadap debitur terdampak pandemi semakin panjang.
Dengan begitu, lanjutnya, para debitur akan bisa kembali pulih pada akhir 2021 atau awal 2022 sehingga NPL tahun ini akan lebih kecil.
Selanjutnya: Laba bersih Bank Mandiri (BMRI) turun 37,71% di tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News