kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini hasil kinerja Bank Mandiri pada tahun 2020 dan rencana bisnis di tahun ini


Kamis, 28 Januari 2021 / 18:14 WIB
Ini hasil kinerja Bank Mandiri pada tahun 2020 dan rencana bisnis di tahun ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank Mandiri Tangerang Selatan, Senin (4/1). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/12/2020.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tahun 2020 sesuai proyeksi banyak pihak. Perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang mencuat sejak Maret 2020 membuat laba bersih bank ini tergerus cukup dalam. 

Penurunan pendapatan bunga dan meningkatnya pencadangan guna mengantisipasi resiko kredit jadi penyebab keuntungan bank tahun ini tertekan. 

Sepanjang tahun lalu, bank pelat merah ini hanya mampu membukukan net profit sebesar Rp17,1 triliun. Turun 37,71% dibanding tahun sebelumnya (year on year/YoY). Margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank ini turun 0,91% ke level 4,65%. 

Baca Juga: OJK ingin fintech P2P lending punya 8 juta peminjam baru di 2021

Pendapatan bunga bersih Bank Mandiri turun 4,93% menjadi Rp 59,4 triliun. Namun, pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income (FBI) perseroan masih bisa tumbuh 4,9% ke Rp 28,7 triliun yang ditopang oleh pendapatan dari transaksi online. 

Frekuensi transaksi aplikasi Mandiri Online  tahun lalu memang meningkat pesat di tengah pandemi mencapai 600 juta transaksi dengan nilai Rp 1.000 triliun lebih.

Perlambatan ekonomi membuat Bank Mandiri sulit melakukan ekspansi tahun lalu karena permintaan kredit lesu dan fokus menyelamatkan debitur terdampak Covid-19. Akibatnya, penyaluran kredit bank ini terkontraksi 1,61%. Sedangkan likuiditas bank sangat longgar ditandai dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang tumbuh 12,24% YoY.

Darmawan Junaidi Direktur Utama Bank Mandiri mengakui tahun 2020 merupakan tahun yang sulit. Namun, menurutnya kinerja yang ditorehkan perseroan masih cukup sehat di tengah fokusnya menyelamatkan debitur terdampak Covid-19 lewat restrukturisasi kredit. 

"Ke depan, kami akan menjaga efisiensi baik dari biaya dana dan operasional, serta melakukan penajaman strategi bisnis," katanya dalam paparan kinerja, Kamis (28/1).

Baca Juga: Bank Mandiri proyeksikan NPL pada tahun ini akan lebih kecil

Belum pulihnya permintaan kredit tahun lalu diseimbangkan Bank Mandiri dengan memacu efisiensi, baik dari penurunan cost of fund maupun penghematan biaya operasional. Bank Mandiri berhasil menurunkan cost of fund sebesar 33 bps yoy menjadi 2,53% sedangkan biaya operasional hanya tumbuh 1,42% dibanding tahun sebelumnya 6,68%. 

Mengingat belum berakhir pandemi Covid-19, Bank Mandiri akan fokus menjaga kualitas aset tahun ini. Sigit Pratowo Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, NPL akan di rentang 3%-3,5% tahun ini. Sementara kredit ditargetkan akan hanya tumbuh single digit dan NIM akan dijaga sekitar 4,6%-4,8%.

Bank Mandiri akan berupaya menurunkan biaya dana mendekati 2%, turun dari 2,5% pada akhir 2020. Sementara DPK ditargetkan tumbuh 6%-7% dengan rasio dana murah bakal dijaga sekitar 68%-69%.

Bank Mandiri memperkirakan NPL akan turun tahun ini lantaran tren restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 sudah melandai sejak tiga bulan terakhir tahun lalu. 

Hingga akhir Desember 2020, realisasi restrukturisasi kredit mencapai Rp 123,4 triliun dengan jumlah debitur 543.758. Sebanyak Rp 33,9 triliun merupkan debitur UMKM dengan jumlah 336.819 debitur

Baca Juga: Kasus corona melonjak, pola pemulihan ekonomi Indonesia bisa V-shape atau W-shape

Dari monitoring yang dilakukan perseroan, kredit yang direstrukturisasi yang masih beresiko tinggi dan berpotensi turun kasta ke dalam kategori NPL hanya sekitar 10%-11%. Dari jumlah tersebut, Bank Mandiri juga telah melakukan antisipasi dengan menyiapkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sejak tahun lalu. 

"Kami sudah secara bertahap mengalokasikan tambahan CKPN sejak Maret 2020 setiap bulannya. Sementara CKPN ini tidak diharuskan sebelumnya dan sekarang jumlahnya sudah cukup sehingga kami sudah siap kalau 10%-15 dari kredit yang direstrukturisasi downgrade ke NPL," jelas Ahmad Siddik Badruddin Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri 

Per Desember 2020, NPL gross bank Mandiri mencapai 3,09% atau naik 0,76% YoY  dengan coverage ratio mencapai 229,1%, naik dari 84,85%. Siddik mengatakan dengan perpanjangan POJK restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 maka kesempatan bagi bank melakukan penyelamatan terhadap debitur terdampak pandemi semakin panjang. 

Dengan begitu, lanjutnya, para debitur akan bisa kembali pulih pada akhir 2021 atau awal 2022 sehingga NPL tahun ini akan lebih kecil.

Selanjutnya: Laba bersih Bank Mandiri (BMRI) turun 37,71% di tahun 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×