kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Penyebab Kredit Menganggur di Perbankan Masih Tinggi


Minggu, 28 Mei 2023 / 11:32 WIB
Ini Penyebab Kredit Menganggur di Perbankan Masih Tinggi
ILUSTRASI. Jumlah kredit menganggur di perbankan atau kerap disebut undisbursed loan tercatat masih terus bertambah.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat permintaan dan penyaluran kredit perbankan yang terus tumbuh, jumlah kredit menganggur di perbankan atau kerap disebut undisbursed loan tercatat masih terus bertambah.

Jika menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2023, undisbursed loan bank umum tercatat sebesar Rp 1.933,4 triliun. Angka tersebut naik 12,97% dari periode sama tahun lalu.

Kondisi industri tersebut juga dialami sejumlah bank besar, misalnya PT Bank Mandiri Tbk. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang undisbursed loan Bank Mandiri secara bank only meningkat 14,46% yoy menjadi Rp 216,42 triliun per Maret 2023.

“Kami memperkirakan konsumen cenderung bersikap hati-hati serta mengambil posisi wait and see dalam melakukan pembelanjaan,” ujar Rudi.

Baca Juga: Perbankan Tahan Suku Bunga Simpanan Usai LPS Tahan Tingkat Bunga Penjaminan

Meski demikian, Rudi bilang, dunia usaha telah mengamankan sumber pendanaan mereka dari pembiayaan perbankan agar memiliki fleksibilitas dalam melakukan ekspansi ke depan.

Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara bank only yang mencapai 8,07% yoy menjadi Rp 933,36 triliun hingga akhir April 2023.

Ke depan, ia memperkirakan, undisbursed loan Bank Mandiri akan melandai. Sebab, kreditur mulai aktif melakukan ekspansi saat memasuki kuartal kedua setiap tahunnya.

“Bank Mandiri optimistis pencairan kredit akan akan semakin meningkat seiring peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat yang cukup kuat,” tambahnya.

Sementara itu, Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn menyebutkan, undisbursed loan BCA hingga Maret 2023 tercatat Rp 333,6 triliun. Adapun, total kredit BCA di periode tersebut mencapai Rp 713,8 triliun.

Ia bilang, sektor-sektor seperti telekomunikasi, jasa keuangan, hingga kredit konsumen memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan total kredit ke depan.

“Sejalan dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai segmen bisnis,” ujar Hera.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengungkapkan jika melihat secara year to date, undisbursed loan BJB mengalami kenaikan 4,4% menjadi Rp 5,8 triliun. Namun, ia optimistis angka tersebut masih bisa turun tahun ini.

Optimisme tersebut karena berkaca dari  tren yang baik selama 3 bulan terakhir. Undisbursed loan tersebut sudah mulai mengalami penurunan dari posisi paling tinggi di tahun ini pada Februari 2023.

“Sempat mencapai Rp 6,4 triliun per Februari 2023,” ujar Yuddy.

Yuddy bilang nilai undisbursed loan tersebut akan relatif lebih stabil. Alasannya, debitur mulai menarik fasilitas kredit yang telah diberikan untuk membiayai rencana bisnisnya.

“Ini sejalan dengan pertumbuhan perekonomian yang masih terjaga dengan baik,” imbuhnya.

Baca Juga: Undisbursed Loan di Perbankan Masih Tinggi, Apa Sebabnya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×