kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Ini Penyebab Perbankan Sulit Kejar Target Penyaluran KUR di Tahun 2023


Selasa, 11 Juli 2023 / 07:38 WIB
Ini Penyebab Perbankan Sulit Kejar Target Penyaluran KUR di Tahun 2023
ILUSTRASI. sejumlah perbankan mengaku kesulitan kejar target penyaluran KUR di tahun ini


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sebagian bank mengaku kesulitan untuk mengejar target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2023, karena adanya Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI No. 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.

Dalam beleid Permenko Perekonomian No 1 Tahun 2023 yang baru tersebut, pemerintah mengatur kriteria calon penerima KUR super mikro salah satunya adalah pelaku usaha yang belum pernah menerima KUR, dan belum pernah menerima kredit atau pembiayaan investasi/modal kerja komersial kecuali kredit konsumsi untuk keperluan rumah tangga, hingga pinjaman pada perusahaan pembiayaan berbasis digital.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya, yang merivisi target penyaluran kredit KUR tahun ini. General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI, Sunarna Eka Nugraha menyampaikan manajemen BNI baru melakukan tahap pengajuan kepada pemerintah.

Baca Juga: OJK Siapkan Beleid Asuransi Kredit, Ketentuan Apa yang Baru?

Dalam pengajuan revisi target penyaluran KUR tersebut, BNI meminta penyaluran KUR hanya sebesar 60% dari target awal alokasi KUR yang dimandatkan pemerintah kepada BNI. Artinya dari alokasi KUR yang dimandatkan sebesar Rp 36,5 triliun, BNI hanya akan menyalurkan KUR sebesar Rp 22 triliun hingga akhir tahun 2023.

Alasan BNI melakukan revisi tersebut disampaikan Eka karena faktor keterbatasan BNI untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari kota-kota besar. Mengingat penyaluran KUR nantinya akan tergantung pada wilayah dimana BNI beroperasi.

"Jadi pemerintah targetnya memberikan akses kesempatan pada masyarakat yang sama sekali belum pernah tersentuh produk KUR bank, sektor ini lebih banyak adanya di sektor pertanian. Jadi BNI cakupannya hingga menjangkau daerah tersebut juga tidak bisa maksimal," kata Sunarna kepada Kontan, Senin (10/7).

Hingga Mei 2023, Penyaluran KUR BNI sebesar Rp 7 triliun. Sunarna menyampaikan jumlah tersebut memang masih jauh dari target penyaluran KUR BNI di tahun ini. Sehingga manajemen menilai revisi menjadi hal yang tepat, agar BNI dapat mengoptimalkan penyaluran KUR nya di sisa waktu menuju akhir tahun ini.

Baca Juga: Menko Airlangga Sebut Masih Banyak UMKM yang Tak Mau Menerima Kredit Perbankan

"Dengan sisa waktu kerja yang ada ini, kita hitung kembali kita bisa optimalnya berapa, sehingga itu akan kita sesuaikan dengan revisi ini. Tapi harapannya itu bisa kita optimalkan," katanya. 

Dengan berakhirnya pandemi, Sunarna memproyeksikan sektor UMKM yang sebelumnya mengalami dampaknya akan kembali bangkit. Mengingat BNI sendiri juga saat pandemi memberikan relaksasi kredit sebagai keringanan untuk pembayaran pokok yang ditanggang pelaku usaha. Perpanjangan jangka waktu pelunasan juga diperpanjang.  

"Ya itu menjadi peluang untuk temen-teman UMKM untuk bisa usahanya makin berkembang. harapannya seperti itu, jadinya lebih banyak membuka peluang untuk akses ke market. jadinya gitu," tambahnya.

BNI mencatat penyaluran kredit kecil BNI memang didominasi oleh penyaluran KUR yang portofolionya mencapai Rp 50,1 triliun, atau naik 7,8% secara year on year pada kuartal I-2023. 

Sementara itu, di sektor menengah, BNI memiliki segmen Enterprise yang portofolionya mencapai Rp 52,2 triliun. Pertumbuhan pada segmen ini naik 13,2% secara year on year pada kuartal I-2023.

 

Sementara itu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebagai bank yang fokus memberikan pembiayaan pada segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM), salah satunya melalui penyaluran KUR. 

BRI sendiri mendapatkan alokasi penyaluran KUR dari pemerintah sebesar Rp 270 triliun untuk tahun 2023. Angka itu naik dari alokasi tahun lalu yang sebesar Rp 257 triliun.

Sebelumnya pada Januari 2023, Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan pihaknya mendukung target penyaluran KUR nasional yang sebesar Rp450 triliun. 

Baca Juga: Tiga Tahun Terbentuk, IFG Tingkatkan Sosialisasi Peran Strategis Holding BUMN

Sunarso juga menyampaikan dari target nasional tersebut, BRI hanya akan sanggup menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 270 triliun. Ini sekaligus menjadi alokasi terbesar di antara bank Himbara lainnya.

BRI sendiri baru mulai menyalurkan KUR pada 6 Maret 2023 dengan alokasi sebesar Rp 12 triliun.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan segmen mikro juga menjadi pendorong utama kredit UMKM BRI.

"BRI terus mendorong penyaluran kredit kepada pelaku UMKM bisa mencapai porsi 85% dari total penyaluran kredit perseroan," kata Aestika kepada Kontan, Senin (10/7).

Hingga akhir Maret 2023 tercatat kredit UMKM BRI porsinya telah mencapai 83,86% dibanding dengan total kredit BRI atau setara dengan Rp989,64 triliun. Angka ini tercatat tumbuh 9,56% year on year.

Baca Juga: Gobel Ingatkan Kembali Bahaya Pinjol

Pendorong utama kredit UMKM BRI berada pada segmen mikro. Angka tersebut jauh diatas RPIM dalam sektor pembiayaan inklusif dan UMKM yang sebesar 30%.

Sementara itu bank Himbara lainnya seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mendapatkan mandat dari pemerintah untuk menyalurkan KUR sebesar Rp 48 triliun untuk tahun 2023, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN menargetkan penyaluran KUR senilai total Rp 4,4 triliun di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×