Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah rights issue PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang sedang berlangsung, harga Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) berkode BBTN-R melesat 10% seiring dengan akumulasi investor.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), harga BBTN-R bergerak atraktif pada perdagangan di Pasar Tunai Jumat (30/12). Harga BBTN-R sempat menyentuh Rp 155 per unit atau naik 19,23% dibandingkan penutupan harga kemarin.
Didorong oleh aksi profit taking, harga BBTN-R bergerak fluktuatif. Namun 30 menit sebelum perdagangan tutup, harga BBTN-R konsisten kembali naik dan ditutup pada level Rp 143, naik 10% dibandingkan harga kemarin Rp130 per unit. Sebanyak 240.000 lot BBTN-R berpindah tangan dengan nilai transaksi Rp 3,33 miliar.
Baca Juga: Rights Issue Dimulai, Investor Asing Koleksi Saham Bank BTN (BBTN)
Sayangnya belum diketahui sekuritas yang aktif mengakumulasi BBTN-R karena data ini masih ditutup oleh bursa selama perdagangan berlangsung. Data sekuritas yang menjadi pembeli dan penjual baru terlihat pada sore nanti.
Namun dalam 2 hari perdagangan sebelumnya, investor aktif mengoleksi BBTN-R melalui CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Sucor Sekuritas, dan Korea Investment and Sekuritas Indonesia.
CGS-CIMB Sekuritas Indonesia merupakan Joint Lead Underwriter sekaligus pembeli siaga (standby buyer) dalam rights issue BBTN.
HMETD BBTN atau BBTN-R merupakan hak bagi investor untuk mendapatkan saham baru BBTN dengan harga pelaksanaan Rp 1.200. Masa pelaksanaan BBTN-R berlangsung sejak 28 Desember hingga 5 Januari 2023. Setelah tanggal tersebut maka BBTN-R akan hangus sehingga tidak bisa diperdagangkan lagi maupun ditebus menjadi saham baru BBTN.
BBTN-R diperdagangkan di Pasar Tunai hingga 5 Januari 2023 mendatang. Hal ini merupakan salah satu cara agar investor bisa mengikuti rights issue BBTN, meskipun belum memiliki HMETD.
Dengan membeli BBTN-R seharga Rp 143 ditambah harga pelaksanaan Rp 1.200 maka total modal yang dikeluarkan adalah Rp 1.343 untuk mendapatkan harga saham baru BBTN. Dengan harga tersebut sebenarnya hanya selisih tipis dengan harga saham induk BBTN yang tercatat Rp 1.345 pada periode yang sama.
“Fundamental BBTN cukup bagus saat ini sehingga investor bisa mengakumulasi saham BBTN dengan dua cara, yakni melalui HMETD atau saham induk. Keduanya sama-sama memiliki valuasi yang murah dibandingkan bank besar lainnya,” ujar Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi, Jumat (30/12).
Dia menjabarkan baik BBTN-R maupun BBTN memiliki valuasi di bawah 1X price to book value (PBV). Sementara bank besar lainnya sudah memiliki valuasi di atas 2X PBV.
Untuk jangka menengah dan panjang, ia mlihat saham BBTN ini memiliki potensi kenaikan yang lebih besar dibandingkan bank lain. Apalagi prospek BBTN pada tahun depan masih tumbuh positif.
Baca Juga: BTN Targetkan Penyaluran KPR FLPP dan Tapera 182.250 Unit Tahun Depan
Sementara itu dari pasar reguler investor asing tercatat mengakumulasi saham induk BBTN dalam 3 hari berturut-turut dengan nilai beli bersih (net foreign buy) Rp 10,88 miliar. Akumulasi ini terjadi sejak 27 Desember hingga 29 Desember kemarin.
Hingga 29 Desember 2022, sebanyak 2,21 miliar BBTN-R telah ditebus menjadi saham baru BBTN. Jumlah ini setara dengan 64,3% dari total HMETD berkode BBTN-R yang berjumlah 3,44 miliar unit.
Dengan pelaksanaan 2,21 miliar HMETD maka BBTN telah mendapatkan tambahan modal baru senilai Rp 2,66 triliun. Adapun target keseluruhan dari aksi korporasi ini adalah Rp 4,13 triliun.
Sementara Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy memperkirakan prospek saham perbankan tahun depan masih menjanjikan.
Menurutnya, saham bank yang terkoreksi tajam tahun ini, keculai bank digital, akan reli tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News