kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Ini perkembangan terkini merger BNI Syariah dan UUS BTN


Selasa, 13 Februari 2018 / 17:50 WIB
Ini perkembangan terkini merger BNI Syariah dan UUS BTN
ILUSTRASI. Aset BTN Syariah


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger antara bisnis syariah PT Bank Negara Indonesia Tbk  (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kemungkinan masih membutuhkan waktu yang cukup lama. Maklum, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih menunggu holding BUMN keuangan terbentuk.

Iman Nugroho Soeko Direktur Keuangan dan Treasury BTN bilang sebelum merger dilakukan, bank harus melakukan spin off atau pemisahan terhadap unit bisnis syariah. "Karena proses spin off membutuhkan biaya yang tidak sedikit, makanya jika modal pas-pasan harus ada tambahan modal," kata Iman, Selasa (13/2).

Dengan aset unit usaha syariah Rp 20 triliun maka dibutuhkan biaya spin off paling tidak Rp 2,5 triliun agar rasio permodalan bisa terjaga di kisaran 16%. Selain itu BTN juga berusaha menjaga ATMR (aset tertimbang menurut risiko) setelah spin off. BTN juga harus menjaga agar kinerja bank bisa tetap tumbuh setelah spin off ini dilakukan.

Namun jika pemegang saham dalam hal ini pemerintah memaksa untuk melakukan merger, maka BTN siap melakukan ini. Awalnya, BTN baru akan melakukan spin off terhadap unit usaha syariah BTN ketika aset sudah mencapai Rp 25 triliun- Rp 30 triliun atau siap masuk BUKU III.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×