kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini pertimbangan Home Credit untuk bekerja sama dengan e-commerce


Selasa, 23 Juli 2019 / 20:30 WIB
Ini pertimbangan Home Credit untuk bekerja sama dengan e-commerce


Reporter: Agustinus Respati | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Home Credit Indonesia baru saja bekerja sama dengan e-commerce Bukalapak pada Selasa (23/7). Kerja sama ini dilakukan untuk memperbesar porsi pembiayaan online. Sebelumnya, Home Credit juga menjalin kerja sama dengan e-commerce Blibli.com dan Tokopedia.

Chief External Affairs Home Credit Indonesia, Andy Nahil Gultom mengatakan pihaknya akan terus memenuhi semua marketplace. Prediksinya, dalam sepuluh tahun sektor ini dapat meningkat 10 kali lipat. 

Baca Juga: Salurkan pendanaan multiguna, Home Credit gandeng Bukalapak

Untuk itu pihaknya terus menjalin kerja sama dengan e-commerce. Ada beberapa hal yang jadi pertimbangan Andy dalam melakukan kerja sama tersebut.

Pertama, testimonial pelanggan adalah hal yang sangat dipentingkan. Pelanggan harus merasa nyaman dan aman ketika berbelanja di sebuah marketplace. Jumlah download aplikasinya juga menjadi salah satu tolak ukur. 

Menurutnya, pengguna akan memiliki pengalaman kenyamanan berbelanja dengan sebuah aplikasi tertentu. Maka pihaknya akan berusaha hadir dalam semua marketplace.

Baca Juga: Bank Mandiri kaget anak usaha Duniatex gagal bayar utang

“Jadi bukan cuma banyak jumlah konsumennya saja, tetapi juga konsumennya puas,” kata dia.

Hal lain yang diperhatikan adalah varietas produk yang ditawarkan oleh e-commerce tersebut. Pemungkas, service dari e-commerce itu juga diperhatikan sebelum menjalin kerja sama.

Meskipun demikian, berdasarkan penuturan Andy komposisi pendanaan online dari Home Credit masih di bawah 50%.

Baca Juga: SMF berencana terbitkan obligasi Rp 2 triliun di semester II-2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×