kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini Respons AdaKami Terkait Kabar Peminjam Bunuh Diri Gara-Gara Diteror Penagih


Rabu, 20 September 2023 / 21:06 WIB
Ini Respons AdaKami Terkait Kabar Peminjam Bunuh Diri Gara-Gara Diteror Penagih
ILUSTRASI. AdaKami berkomitmen mencari data dan informasi tambahan yang akurat guna membantu dalam melacak kejadian tersebut.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending AdaKami merespons terkait kabar adanya dugaan korban dan praktik penagihan yang dilakukan oleh oknum Desk Collection (DC) atau bagian penagihan utang AdaKami.

Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss menyatakan keprihatinan yang tulus dan mendalam. Selain itu, pihaknya akan berkomitmen dalam melakukan penyelidikan dan penanganan terkait kasus tersebut.

"Untuk tujuan penyelidikan dan penanganan, kami telah mengumpulkan data dan informasi yang relevan serta melakukan verifikasi terhadap nomor DC terkait pada unggahan akun @rakyatvspinjol," ucap dia dalam keterangan tertulis, Rabu (20/9).

Jonathan mengungkapkan saat ini hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa nomor tersebut tidak terdaftar dalam sistem AdaKami. Meskipun demikian, dia menerangkan AdaKami terus berkomitmen mencari data dan informasi tambahan yang akurat guna membantu dalam melacak kejadian tersebut. 

Jonathan menyampaikan jika ada pihak yang memiliki informasi terkait, bisa menghubungi AdaKami melalui nomor telepon 15000-77 atau alamat email hello@cs.adakami.id.

Baca Juga: Viral Kisah Peminjam AdaKami Bunuh Diri, Ini Tanggapan Pengamat

Dia menegaskan sebagai platform P2P yang sah dan memiliki izin operasi dari OJK, AdaKami tunduk dan sangat mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan yang berlaku di Indonesia dan dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan dan praktik penagihan yang melanggar aturan dan tidak beretika.

"Kami menegaskan bahwa pengiriman pesanan fiktif melalui jasa ojek online bukanlah bagian dari prosedur perusahaan kami dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan layanan AdaKami," ujar dia.

Jonathan juga mengajak masyarakat, terutama para nasabah AdaKami, untuk aktif dalam mengumpulkan bukti-bukti yang lengkap dan melaporkan tindakan penagihan yang dianggap melanggar norma-norma etika kesopanan.

Dia menerangkan AdaKami akan terus memberikan informasi yang akurat mengenai investigasi tersebut. Jonathan menyebut AdaKami juga tak segan untuk mengambil tindakan tegas jika ditemukan bentuk kekerasan atau pelanggaran seperti yang dilaporkan dalam media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Viral di X, Peminjam AdaKami Disebutkan Bunuh Diri karena Teror Debt Collector

Sebelumnya, beredar kabar viral peminjam AdaKami bunuh diri karena terlilit utang yang besar dan teror dari debt collector. Hal itu disampaikan melalui postingan akun @rakyatvspinjol di X pada Minggu (17/9). Korban berinisial K yang di duga laki-laki disebutkan meminjam uang melalui AdaKami sebesar Rp 9,4 juta. 

Namun, korban berinisial K itu harus mengembalikan pinjaman tersebut senilai Rp 18 juta hingga Rp 19 juta. K kemudian tidak mampu lagi untuk membayar cicilan pinjol tersebut. Alhasil, dia diteror oleh penagih utang atau debt collector AdaKami. Disebutkan tagihan dan teror itu terjadi hampir setiap hari hingga akhirnya istri K dan anak balitanya meninggalkan rumah memutuskan pulang ke rumah orang tuanya.

Parahnya, disebutkan penagih AdaKami juga melakukan teror ke tempat K bekerja hingga akhirnya K dipecat dari tempat kerja. Akun itu menuturkan K juga kerap menerima teror order fiktif GoFood.

"Dalam 1 hari, terdapat 5-6 order fiktif yang datang ke rumahnya. Driver ojol kadang ada yang mengerti kalau itu order fiktif, tetapi ada juga yang ngotot disuruh bayar," tulis @rakyatvspinjol.

Baca Juga: AdaKami: Pencairan P2P Lending yang Mudah Membuat Pengguna Kartu Kredit Beralih

Teror yang tak kunjung henti itu membuat K mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada Mei 2023. Teror dikatakan terus berlanjut usai K meninggal.

"Pihak keluarga mengangkat telepon yang terus-menerus meneror K setelah K meninggal. Penelepon mengaku dari pihak AdaKami. Keluarga kemudian berusaha memberi tahu bahwa K sekarang sudah meninggal," tulis @rakyatvspinjol.

Akan tetapi, disebutkan pihak dari yang diduga debt collector AdaKami menyangkal kabar  kematian K. Dalam postingan itu juga disebutkan kasus tersebut pernah sampai di kepolisian.

"Polisi yang akhirnya menemukan surat terakhir K. Dalam surat itu, K menulis dengan sangat jelas bahwa AdaKami telah merusak hidupnya," tulis @rakyatvspinjol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×