Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat
Hal senada juga disampaikan Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Osbal Saragi. Sektor telekomunikasi, dan kesehatan memang masih menyisakan potensi buat bank berekspansi.
Tahun lalu, sektor telekomunikasi berkontribusi terhadap 12% atau setara Rp 12,73 triliun dari penyaluran total kredit infrastuktur BNI senilai Rp 107,87 trilun. Tahun ini, BNI juga masih punya satu pipeline proyek intalasi fiiber optik.
Meski sejumlah sektor industri masih punya peluang mendongkrak penyaluran kredit bank, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma bilang, hal tersebut tak akan signifkan.
“Kenyataanya, tahun lalu pertumbuhan kredit masih sangat bergantung pada sektor konstruksi, kelistrikan, gas, dan air,” analisisnya.
Baca Juga: Ini sektor kredit Bank Mandiri dan BRI yang berpotensi memburuk akibat virus corona
Dari catatan Bank Indonesia, per Februari 2020 sektor konstruksi sudah mulai menunjukan tanda perlambatan kredit akibat peneybaran virus corona.
Untuk segmen kredit modal kerja (KMK) merosot dari 5,0% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 3,4% (yoy). Sedangkan untuk segmen kredit investasi (KI), sektor konstruksi merosot dari 31,7% (yoy) menjadi 27,8% (yoy).
“KMK sektor konstruksi melambat terutama dari subsektor perumahan menengah, besar, dan mewah di DKI Jakarta, dan Banten. Sementara KI sektor konstruksi melambat terutama dari subsektor pembangunan jalan tol di Riau, dan Jawa Timur,” tulis bank sentral dalam analisis uang beredar Februari 2020, Selasa (31/3).
Selain sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) diungkapkan bank sentral juga jadi salah satu setor yang perlambatannya cukup signifikan. Pertumbuhan KMK sektor ini melambat dari 2,2% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 1,1% (yoy) pada Februari 2020.
“Saat ini fokus kami sementara hanya menjaga likuditas dan modal, termasuk keamanan, dan kesehaan karyawan dan nasabah. Tak ada strategi ekspansi kredit, jika ada permintaan kredit baru pun, kami akan analisis dengan sangat hati-hati,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmaadja kepada KONTAN.
Baca Juga: Bank perketat ketentuan relaksasi kredit terimbas corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News