kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.050   -15,28   -0,22%
  • KOMPAS100 1.054   -1,84   -0,17%
  • LQ45 828   -2,39   -0,29%
  • ISSI 214   -0,41   -0,19%
  • IDX30 424   -0,25   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,84   0,16%
  • IDX80 120   -0,28   -0,24%
  • IDXV30 125   1,21   0,98%
  • IDXQ30 142   0,21   0,15%

Ini sejumlah sektor industri yang jadi andalan ekspansi kredit perbankan


Selasa, 31 Maret 2020 / 19:38 WIB
Ini sejumlah sektor industri yang jadi andalan ekspansi kredit perbankan
ILUSTRASI. Sejumlah sektor industri yang jadi andalan ekspansi kredit perbankan saat wabah corona menyerang.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bankir sepakat di tengah penyebaran virus corona, ekpansi kredit bakal ditekan seketat mungkin. Meski demikian sejumlah sektor industri seperti farmasi, dan telekomunikasi diyakini masih dapat jadi andalan penyaluran kredit.

“Saat ini, kami memang masih melakukan pemantauan sektor apa yang masih prospektif. Namun di tengah kondisi seperti ini, kami akan lebih selektif untuk ekspansi kredit,” kata DIrektur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk (BNLI) Darwin Wibowo kepada KONTAN, Selasa (31/3).

Sepanjang tahun lalu, segmen wholesale banking memang jadi salah satu andalan Bank Permata yang mencatat pertumbuhan portofolio kredit 8,5% (yoy). Adapun hingga Februari 2020, Bank Permata telah berhasil menyalurkan kredit Rp 105,80 triliun dengan pertumbuhan 2,31% (yoy).

Sementara Juru Bicara PT Bank Woori Saudara Indonesia 1966 Tbk (SDRA) Ruly Nova mengatakan sektor manufaktur dan konsumer masih akan jadi andalan untuk ekspansi kredit secara selektif.

Baca Juga: Catat, ini daftar bank yang berikan keringanan kredit di tengah wabah corona

“Penyaluran kredit masih pada sektor yang sesuai dengan risk appetite kami di sektor manufaktur dan konsumer, namun dengan monitoring yang ketat terkait arus kas debitur dan kondisi makro,” ungkapnya kepada KONTAN.

Adapun sejumlah sektor industri lain yang perlu diwaspadai akan terkena imbas besar dari wabah Covid-19, kata Ruly, akan berasal dari industri akomodasi, dan transportasi, kemudian perdagangan, pertambangan, dan pertanian.

Meski demikian, Ruly bilang, Bank Woori Saudara masih optimistis dapat meraih target yang dicanangkan tahun ini, misalnya dapat meraih pertumbuhan laba 10%. Hingga Januari 2020 sendiri, Bank Woori Saudara telah menyalurkan kredit Rp 26,75 triliun dengan pertumbuhan 19,40%.

Sementara Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rully Setiawan menyatakan sektor telekomunikasi, dan kesehatan bisa jadi peluang penyaluran kredit bank.

“Penyaluran kredit pasti akan melambat di tengah wabah virus corona. Saat ini fokus kami memang memberikan solusi kepada debitur existing yang terimbas, dan membantu penyaluran kredit bagi sejumlah sektkor yang punya peran penting saat ini seperti telekomunikasi, dan healthcare,” katanya.

Tahun lalu, dengan pertumbuhan kredit baru sebesar 202% (yoy) atau setara Rp 9,48 triliun, sektor telekomunikasi jadi salah satu andalan bank berlogo pita emas ini di segmen kredit korporasi. Adapun secara total kredit korporasi Bank Mandiri tahun lalu tumbuh 9,5% (yoy) menjadi Rp 364,83 trilun tahun lalu.

Sementara per Februari 2020, Bank Mandiri sejatinya masih mencatat pertumbuhan kredit yang mumpuni sebesar 10,65% (yoy) dengan nilai penyaluran Rp 766,76 triliun.

Baca Juga: Wabah corona datang, semua segmen kredit perbankan tertekan

Hal senada juga disampaikan Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Osbal Saragi. Sektor telekomunikasi, dan kesehatan memang masih menyisakan potensi buat bank berekspansi.

Tahun lalu, sektor telekomunikasi berkontribusi terhadap 12% atau setara Rp 12,73 triliun dari penyaluran total kredit infrastuktur BNI senilai Rp 107,87 trilun. Tahun ini, BNI juga masih punya satu pipeline proyek intalasi fiiber optik.

Meski sejumlah sektor industri masih punya peluang mendongkrak penyaluran kredit bank, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma bilang, hal tersebut tak akan signifkan.

“Kenyataanya, tahun lalu pertumbuhan kredit masih sangat bergantung pada sektor konstruksi, kelistrikan, gas, dan air,” analisisnya.

Baca Juga: Ini sektor kredit Bank Mandiri dan BRI yang berpotensi memburuk akibat virus corona

Dari catatan Bank Indonesia, per Februari 2020 sektor konstruksi sudah mulai menunjukan tanda perlambatan kredit akibat peneybaran virus corona.

Untuk segmen kredit modal kerja (KMK) merosot dari 5,0% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 3,4% (yoy). Sedangkan untuk segmen kredit investasi (KI), sektor konstruksi merosot dari 31,7% (yoy) menjadi 27,8% (yoy).

“KMK sektor konstruksi melambat terutama dari subsektor perumahan menengah, besar, dan mewah di DKI Jakarta, dan Banten. Sementara KI sektor konstruksi melambat terutama dari subsektor pembangunan jalan tol di Riau, dan Jawa Timur,” tulis bank sentral dalam analisis uang beredar Februari 2020, Selasa (31/3).

Selain sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) diungkapkan bank sentral juga jadi salah satu setor yang perlambatannya cukup signifikan. Pertumbuhan KMK sektor ini melambat dari 2,2% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 1,1% (yoy) pada Februari 2020.

“Saat ini fokus kami sementara hanya menjaga likuditas dan modal, termasuk keamanan, dan kesehaan karyawan dan nasabah. Tak ada strategi ekspansi kredit, jika ada permintaan kredit baru pun, kami akan analisis dengan sangat hati-hati,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmaadja kepada KONTAN.

Baca Juga: Bank perketat ketentuan relaksasi kredit terimbas corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×