Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sejumlah bank besar sudah mendekati target. Tak hanya itu, perbankan juga sudah memenuhi kewajiban penyaluran KUR ke sektor produktif sebanyak 40%. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang mengatakan saat ini setidaknya sudah 43% realisasi KUR BNI masuk ke sektor produksi.
Pemimpin Divisi Usaha Kecil BNI Bambang Setyamojo mengatakan KUR di sektor produksi yaitu pertanian naik paling tinggi dibandingkan sektor lain yakni mencapai 60% secara year on year (yoy). "Sesuai dengan salah satu fokus kami ke sektor produksi, maka penyaluran ke sektor pertanian mencapai pertumbuhan tertinggi atau lebih dari 60%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (12/11).
Tak puas dengan pencapaian tersebut, bank berlogo 46 ini mengatakan pihaknya tengah berupaya untuk mendorong porsi tersebut hingga ke level 50% dari total penyaluran KUR.
Pada pertengahan Oktober 2018 lalu penyaluran KUR BNI melampaui target. Malah, plafon KUR yang dipatok sebesar Rp 13,5 triliun pada tahun ini menurut Bambang telah seluruhnya tersalurkan.
BNI pun mendapatkan tambahan plafon dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebesar Rp 3 triliun. Artinya, BNI kini memiliki target penyaluran KUR yang baru sebesar Rp 16,5 triliun sampai akhir tahun 2018.
"Sudah habis sejak pertengahan Oktober, yang Rp 13,5 triliun untuk tahun ini, kemudian mendapatkan tambahan Rp 3 triliun bulan lalu," katanya.
BNI optimistis target baru tersebut bakal mampu terlampaui pada akhir 2018. Dalam penyaluran KUR, BNI memiliki beberapa strategi. Antara lain, memanfaatkan skema supply chain ke debitur korporasi BNI, melakukan sinergi dengan BUMN Pangan antara lain Pertani, Bulog, dan PPI serta membiayai petani di daerah secara clustering sembari menyalurkan KUR ke sektor jasa pariwisata.
"Kami memang fokus (sektor produksi) ke pangan dan jasa pariwisata," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News