CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Ini strategi yang diterapkan Modal Rakyat untuk antisipasi kredit macet di tahun ini


Rabu, 26 Mei 2021 / 20:13 WIB
Ini strategi yang diterapkan Modal Rakyat untuk antisipasi kredit macet di tahun ini
ILUSTRASI. Manajemen?Modal Rakyat.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran pinjaman yang kian agresif tidak membuat perusahaan fintech peer to peer lending lengah dalam menjaga rasio non-performing loan (NPL) atau kredit macet. Antisipasi risiko NPL diimplementasikan sedari awal untuk menjaga rasio tersebut tetap rendah.

CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik memaparkan, strategi yang telah diterapkan Modal Rakyat dalam mengantisipasi kredit macet yaitu, selalu melakukan analisa risiko dengan prinsip kehati-hatian, melakukan mitigasi tambahan dengan merancang infrastruktur pembayaran payor yang lebih closed-loop.

"Kita juga konsisten membangun infrastruktur collection yang kuat dan adaptif," kata Hendoko kepada Kontan.co.id, Rabu (26/5).

Baca Juga: Fintech Terus Menjadi Lokomotif Saluran Kredit Bank

Dalam upaya menekan NPL Modal Rakyat juga memiliki strategi dengan, mengetatkan proses analisa resiko, selain itu selalu update dengan pergerakan industri, industri mana yang lagi mengalami tekanan, dan industri mana yang lagi mendapatkan katalis.

"Kami juga memiliki tim collection yang telah tersertifikasi sehingga handal dalam bernegosiasi dengan borrower," ujar Hendoko.

Hingga April 2021, Modal Rakyat telah menyalurkan pendanaan lebih dari Rp 1,3 triliun. Modal Rakyat juga mencatatkan tingkat keberhasilan bayar dalam tempo 90 hari (TKB 90) sebesar 99,98%.

"Saat ini industri yang kami perhatikan dengan hati hati adalah pariwisata, konstruksi, dan perdagangan fashion," ungkapnya.

Hendoko mengatakan, tren ke depan, fintech akan menjadi salah satu pilihan yang dapat diandalkan oleh para UMKM yang sedang mengembangkan bisnis nya dan semakin ke depan para pelaku fintech juga dapat mengendalikan tingkat NPL. 

Selanjutnya: Perkuat Digital, Perbankan Pertebal Belanja Modal IT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×