Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang melambat, perbankan juga makin menumpuk kredit-kredit menganggur. Artinya, belum bisa banyak berharap kredit tumbuh kencang jika korporasi saja banyak yang belum memanfaatkan fasilitas kredit mereka untuk ekspansi.
Jika mengacu pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2025, fasilitas kredit yang belum ditarik oleh nasabah senilai Rp 2.308 triliun. Nilai tersebut sama saja dengan 29,2% kredit yang disalurkan bank pada periode tersebut senilai Rp 7.903 triliun.
Sementara itu, kredit yang belum ditarik tersebut meningkat sekitar 7,75% secara tahunan (YoY). Di mana, pada Mei 2024 nilainya baru sekitar Rp 2.142 triliun.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan Dipangkas 4 Kali, Namun Kredit Tidak Ada Penurunan Berarti
Jika mengacu pada laporan beberapa bank yang sudah melaporkan laporan bulanannya per Juli 2025, kredit menganggur mereka juga tetap tumbuh besar. Salah satunya adalah PT Bank Maybank Indonesia Tbk.
Per Juli 2025, bank milik grup keuangan asal Malaysia tersebut mencatatkan kredit menganggur senilai Rp 48,8 triliun. Di mana, itu mengalami pertumbuhan sekitar 15,91% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Nah, di periode tersebut, kredit dari Maybank Indonesia ini malah cenderung stagnan. Pasalnya, kredit yang diberikan di periode Juli 2024 maupun Juli 2025 sama-sama senilai Rp 106 triliun.
Selanjutnya, ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang juga mencatatkan pertumbuhan kredit menganggur pada periode Juli 2025 senilai Rp 439,08 triliun. Nilai tersebut mengalami kenaikan sekitar 7,63% YoY.
Meski demikian, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang pihaknya tetap optimistis tahun ini akan menawarkan berbagai peluang baru bagi industri perbankan. Di mana, pada periode tersebut, total kredit BCA naik 10,9% YoY jadi Rp 923,5 triliun.
“Kami mengelola dengan baik pembiayaan yang belum ditarik secara pruden,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede bilang kredit menganggur memang naik karena banyak korporasi memilih menahan penarikan modal kerja sambil menunggu visibilitas permintaan dan harga pinjaman yang lebih menarik.
Baca Juga: Kredit Melambat, OJK: Kinerja Perbankan Tetap Stabil
Seperti diketahui, bunga pinjaman dari fasilitas kredit tersebut bisa berubah mengikuti kebijakan bunga dari bank itu sendiri. Meskipun, itu tetap tergantung dengan perjanjian di awal.
“Suku bunga kredit belum turun cepat meski BI sudah empat kali menurunkan suku bunga,” ujar Josua.
Adapun, Josua menyebutkan ada beberapa indikator yang memang mencerminkan adanya sikap korporasi yang lebih memilih tahan ekspansi.
Misalnya, kas internal korporasi menggemuk yang menggemuk dengan laba ditahan emiten naik signifikan. Artinya, kebutuhan menarik kredit jangka pendek mengecil.
Selain itu, komposisi kredit melebar ke investasi, tapi modal kerja melambat. Di mana, redit investasi masih dua digit, sementara kredit modal kerja melandai tajam.
“indikasi kuat perusahaan menunda penambahan persediaan/produksi harian dan mengandalkan kas sendiri dulu,” jelasnya.
Sependapat, Perbankan Moch. Amin Nurdin bilang hampir semua korporasi masih wait and see. Ia melihat korporasi-korporasi ini menilai kondisi perekonomian Indonesia belum stabil.
“Indikator angka pertumbuhan ekonomi juga masih semu, sehingga mereka belum berani untuk ambil risiko,” ujar Amin.
Baca Juga: Kucuran Kredit dari Perbankan ke Segmen UMKM Semakin Mampet
Dalam hal ini, Amin berpendapat korporasi ini tidak mau banyak ambil risiko. Karena kalau sampai terjadi sesuatu, mereka harus memikirkan bagaimana membayar cicilan dan perhitungan bunga yang harus sebanding berkali lipat dengan pendapatan setelah pajak mereka.
Di sisi lain, kenaikan kredit menganggur di bank ini sejatinya hanya untuk melihat kondisi perekonomian tanah air. Pasalnya, ia menegaskan bahwa dampaknya ke bank juga tidak terlalu besar ketika kredit menganggur itu naik maupun turun.
“Kecuali risiko disalahgunakan saja atau operation risk oleh internal bank, tapi itu jarang terjadi,” tandasnya.
Selanjutnya: Intip Sejumlah Tawaran Menarik di BCA Expo 2025 di ICE BSD
Menarik Dibaca: Daftar Menu untuk Diet Tanpa Nasi agar Berat Badan Turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News