Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) belum berencana melakukan pertumbuhan anorganik untuk tahun ini. BTPN lebih fokus untuk mencapai pertumbuhan kredit 15% secara year on year dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 12% - 13% tahun ini.
Menurut Arief Harris Tandjung, Direktur Keuangan BTPN, dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun ini, memang belum ada rencana untuk melakukan ekspansi bisnis melalui pertumbuhan anorganik. "Pertumbuhan anorganik belum masuk dalam rencana bisnis kita saat ini," kata Arief di Jakarta, Kamis (23/4).
Arief mengatakan, target pertumbuhan kredit 15% memang tidak setinggi realisasi tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, secara industri, pertumbuhan kredit bank tengah melambat. "Sementara untuk pertumbuhan DPK kita sesuaikan sedikit lebih rendah, antara 12% - 13% secara," ujar Arief.
Untuk laba bersih, Arief menegaskan BTPN tak mempublikasikan targetnya secara terbuka. Namun ia optimis perolehan laba bersih BTPN tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu. "Sebab biaya dana (cost of fund) industri perbankan kini tak sebesar tahun lalu setelah ada pembatasan bunga deposito. Beban biaya dana kami tahun lalu sebesar 9,3%. Kita harapkan BI Rate bertahan atau bahkan menurun, ini tentu akan semakin berdampak positif bagi perolehan laba," jelas Arief.
Untuk pendanaan jangka panjang diluar DPK, Arief tak menjawab tegas. Ia hanya menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2014, pendanaan jangka panjang BTPN dari obligasi serta surat berharga lain tumbuh 29% secara yoy. Sampai saat ini masih ada sisa US$ 300 juta atau setara Rp 3,81 triliun yang belum terpakai. "Tahun ini bisa langsung kita pakai jika sewaktu-waktu membutuhkan," pungkas Arief.
Tahun lalu, laba bersih BTPN hanya mencapai Rp 1,81 triliun atau turun 15,02% yoy dibanding akhir 2013 yang mencapai Rp 2,13 triliun. Sementara kredit yang disalurkan mencapai Rp 49,44 triliun atau tumbuh 10,48% dibanding tahun 2013 yang mencapai Rp 44,75 triliun. Terakhir, DPK BTPN mencapai Rp 50,60 triliun atau turun 0,03% dibanding tahun 2013 yang mencapai Rp 50,62 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News