Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visionet Internasional atau yang lebih dikenal sebagai OVO punya pandangan sendiri terkait persaingan industri keuangan digital. Direktur OVO Harianto Gunawan melihat persaingan yang ada bukan terhadap sesama pelaku tapi bagaimana mengeser penggunaan uang tunai ke uang elektronik.
“Kami dari OVO lebih fokus bagaimana kita bersama-sama mempercepat inklusi keuangan. Saat ini, kita lihat digital payment berapa sih besarannya bila dibandingkan penggunaan uang tunai. Walaupun sudah beberapa tahun menggunakan digital payment tapi penggunaan uang tunai masih tinggi," ujar Direktur OVO Harianto Gunawan beberapa waktu lalu.
Harianto mengaku terdapat tiga transaksi paling besar dan menjadi fokus di OVO itu ada transportasi, transaksi e-commerce, dan ritel termasuk food and beverages. Tak heran untuk transportasi, OVO telah bekerja sama dengan Grab yang juga menjadi Decacorn di Kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: Rayakan ulang tahun kedua, OVO gelar cashback 60% di berbagai merchant
Sedangkan untuk transaksi e-commerce OVO telah bekerja sama dengan Unicorn Indonesia yakni Tokopedia. Selain itu, OVO memiliki layanan pinjaman kepada para pengguna dengan menggandeng peer to peer lending Taralite. Produk ini sudah diluncurkan sejak Mei 2019 lalu.
OVO juga menawarkan produk asuransi. Terbaru OVO menjalin kerja sama dengan Bareksa untuk memasuki bisnis investasi digital. "Kita akan terus adakan strategic partnership dengan lainnya. Kami memang fokus pada customer centric. Kami ingin memberikan layanan (used cases) sesuai kebutuhan konsumen," jelas Harianto.
Berdasarkan catatan Kontan pertumbuhan transaksi OVO di 2018 mencapai 75 kali lipat dibandingkan transaksi 2017. Selain itu, sepanjang 2018 terdapat lebih 1 miliar kali transaksi. Kini OVO sudah tersedia di 115 juta perangkat dan hadir di 303 kota dan tersedia di lebih 500.000 gerai.
Baca Juga: Sinyal-sinyal Fintech Payment sasar transaksi syariah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News