Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak cuma usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak pandemi Covid-19, bisnis koperasi juga mengalami hal serupa. Namun, model bisnis gotong royong ini tak mau terpuruk begitu saja dan berupaya untuk beradaptasi menghadapi pandemi dan tahapan kenormalan baru.
Salah satunya adalah Koperasi Astra. Koperasi dengan anggota seluruh karyawan tetap Grup Astra ini beruntung memiliki inovasi yang sudah bergulir di awal tahun, dan menjadi berguna di masa pandemi hingga new normal.
Inovasi tersebut berupa aplikasi bernama Koperasi Astra Apps. "Koperasi harus prudent dan melakukan inovasi, dan selalu memitigasi risiko dan perlu masuk ke industri 4.0," kata Bambang Widjanarko, Wakil Ketua Umum Pengurus Koperasi Astra, belum lama ini.
Baca Juga: Ada 45% pelaku usaha muda aktif jualan di e-commerce, Menkop: Perlu laman khusus
Keberadaan aplikasi tersebut ternyata amat penting di masa pandemi. Segala urusan yang berkaitan dengan koperasi, seperti pengajuan pinjaman dan simpanan, bisa anggota lakukan di aplikasi. Maklum, bidang utama Koperasi Astra adalah simpan pinjam.
Baca Juga: Pemerintah bidik 15.000 warung tradisional masuk program belanja di warung tetangga
Hal lain yang Koperasi Astra lakukan adalah mulai melakukan pembenahan di kantor mereka, terutama menerapkan protokol kesehatan. Upaya ini mereka lakoni saat karyawan perusahaan di Grup Astra mulai kembali kerja di kantor atau work from office.
Misalnya, memasang partisi untuk menghindari droplet antaranggota atau petugas koperasi. Kemudian, seluruh petugas wajib memakai masker dan face shields. Malah, seluruh karyawan koperasi mesti menjalani rapid test dan hasilnya semua non-reaktif.
Koperasi lainnya yang juga bersiap dalam era kenormalan baru ialah Koperasi Edukarya Negeri Lestari (KEN8) yang ada di Yogyakarta. Koperasi berbasis edukasi ini juga memiliki strategi yang hampir sama dengan Koperasi Astra.
Koperasi yang juga populer dengan nama Sekolah Koperasi Wikikopi ini berfokus pada edukasi yang tidak mematok modal awal kepada calon anggota yang ingin bergabung.
Tauhid Aminulloh, Libero Sekolah Koperasi Wikikopo, menerangkan, dari segi bisnis, KEN8 memiliki keunikan, yakni calon anggota cukup menyetorkan keahlian sesuai dengan tujuan dari koperasi ini. Bagi calon anggota yang tidak memiliki keahlian atau kepakaran, maka mereka cukup mengikuti edukasi yang KEN8 laksanakan.
Salah satu unit bisnis KEN8 adalah kedai bernama Cafe Antologi dan Silamo Cafe. Saat pandemi, omzet unit bisnis ini anjlok 80%.
Kini, di saat new normal, KEN8 masih tetap mengedepankan edukasi pertanian dan pangan. Bedanya adalah, kala melakukan pelatihan dan edukasi, para peserta termasuk pengajar menerapkan protokol kesehatan. Contoh, memakai masker, face shield, dan kerap cuci tangan. "Saat ada pengajaran di luar juga menerapkan hal yang sama," ujar Tauhid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News