kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Injak gas, bank raksasa Indonesia siap ekspansi bisnis tahun ini


Senin, 07 Januari 2019 / 21:14 WIB
Injak gas, bank raksasa Indonesia siap ekspansi bisnis tahun ini


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis bank besar di tahun ini makin mekar, gurita bisnis bank BUKU IV di Indonesia pun semakin luas. Selain dari kinerja yang terbilang kinclong, rencana ekspansi bisnis perbankan tahun ini cukup ramai.

Setidaknya, tiga bank besar di Tanah Air yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mulai aktif melakukan konsolidasi sejak akhir tahun 2018 hingga memasuki tahun 2019.

BRI misalnya, setelah resmi memborong saham tiga perusahaan yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Danareksa Investment Management dan PT Bahana Artha Ventura. Tahun ini dikabarkan bank terbesar di Indonesia itu masih memiliki sejumlah rencana akuisisi.

Memuat pemberitaan Kontan.co.id Kamis (3/1) lalu BRI telah menganggarkan dana mencapai Rp 1,5 triliun untuk mengakuisisi perusahaan asuransi umum. Rencana mencaplok perusahaan asuransi tersebut ditujukan untuk melengkapi bisnis BRI sebagai penyedia jasa keuangan yang komprehensif.

Walau tak merinci perusahaan mana yang bakal digaet, Direktur Utama BRI Surpajarto menarget impian perusahaannya itu dapat dilakukan pada semester I-2019 ini.

Bukan cuma BRI, Bank Mandiri juga mengamini niat ingin mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan dalam beberapa waktu ke depan. Wajar saja, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo bilang kalau modal Bank Mandiri saat ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspansi.

Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) Mandiri yang sudah menyentuh 21% per akhir tahun lalu. Padahal, kebutuhan CAR Bank Mandiri hanya di kisaran 16,5%-17% saja untuk menopang kebutuhan.

Itu artinya, ada sekitar 4% atau setara Rp 30 triliun-Rp 35 triliun lebih modal perusahaan yang tidak terpakai. Tiko, sapaan akrab Kartika mengamini kalau nantinya dana tersebut memang akan digunakan untuk keperluan aksi korporasi.

Walau tidak merinci perusahaan apa yang bakal diboyong, menurut cerita Tiko saat ini bank yang dinakhodainya sedang mengamati pasar. Menurutnya, potensi perusahaan yang bisa diakuisisi oleh bank berlogo pita emas ini berasal dari sektor multifinance maupun perbankan.

"Bisnisnya harus tidak sama dengan segmen dan produk dari Bank Mandiri, lebih sebagai complementary business kami," ungkapnya. 

Selain modal yang besar, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri juga membenarkan kalau pada akhir tahun 2018 lalu pihaknya berhasil menyentuh laba bersih sebesar Rp 25 triliun.

Memakai asumsi pencapaian laba bersih di tahun 2017 lalu, Mandiri artinya berhasil mencetak pertumbuhan laba hingga Rp 5 triliun alias naik 53% secara year on year (yoy).

Hal ini menunjukan kalau kapasitas Mandiri untuk melakukan ekspansi lewat pembentukan anak usaha atau akuisisi di tahun ini lebih dari cukup.

Selain dua bank plat merah tersebut, BCA pun tahun ini tengah mematang niatnya untuk mengakuisisi dua bank kecil. Rencana yang sudah dilontarkan sejak tahun lalu ini semakin nyata untuk direalisasikan.

Sebabnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menyebut sudah mengetahui rencana bank swasta terbesar itu. Malah, pihak regulator kini tengah mempertimbangkan permintaan BCA yang ingin diskresi setelah akuisisi.

Dengan kata lain, bisa saja BCA tidak perlu menggabungkan (merger) dua bank yang akan diakuisisinya. Alih-alih untuk memperbesar gurita bisnisnya, BCA sebelumnya menyebut sudah mempersiapkan dana hingga Rp 4,5 triliun untuk kebutuhan anak usaha dan rencana aksi korporasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×